Senin 08 May 2023 21:19 WIB

Alasan Pimpinan Al Zaytun Ingin RI-Israel Buka Hubungan Diplomatik 

Hubungan diplomatik RI-Israel didorong pimpinan Al Zaytun dibuka.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Muhammad Hafil
Mantan bupati Indramayu Lucky Hakim saat diajak Panji Gumilang mengucapkan salam khas Yahudi Israel di Pesantren Al Zaytun tahun lalu.
Foto: Tangkapan layar akun youtube Arek Pati
Mantan bupati Indramayu Lucky Hakim saat diajak Panji Gumilang mengucapkan salam khas Yahudi Israel di Pesantren Al Zaytun tahun lalu.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Pimpinan yang juga pendiri Pondok Pesantren Al Zaytun, Abdussalam Rasyid Panji Gumilang, menginginkan Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Pernyataan ini disampaikan Panji Gumilang dalam sebuah sesi wawancara dengan jurnalis Suara Tapian, Hotman J Lumban Gaol dan jurnalis Majalah Tokoh Indonesia, Tentang Tangdalla yang disiarkan melalui kanal YouTube SuaraTapian TV beberapa hari lalu.

Dalam kesempatan itu, Panji Gumilang mengatakan bahwa dirinya ingin mendorong normalisasi hubungan diplomatik Indonesia dengan Israel. Sebab baginya Israel merupakan pusat dari perkembangan dunia. 

Baca Juga

"Kalau ada kesempatan, saya akan bicara Israel, walaupun tidak mewakili pemerintah, tapi mewakili pribadi, nanti diekspos, setelah itu sampai ke Jakarta. Sebab sangat lucu, ada negara besar yang tidak mengakui negara pusat perkembangan dunia. Yerusalem (Israel) itu central menurut saya, dari bacaan agama agama yang ada, semua arahnya ke Yerusalem. Jadi harus ditempuh. Kalaulah tidak negara atau pemerintah negara, ya person person-nya lah harus mendekat, supaya cair," kata Panji Gumilang. 

Panji Gumilang mengatakan dalam Undang-Undang Dasar tak ada batasan untuk berhubungan dengan negara manapun. Lebih lanjut Panji Gumilang juga berpendapat tentang Yerussalem sebagai kota yang diperebutkan.  Ia mengatakan agar mengikuti ketetapan PBB yang menyatakan Yerusalem sebagai kota internasional. "Itu kalau Indonesia bisa duduk bersama, Israel, Palestina, wakil Yerusalem, walau tidak serta merta bisa diatasi, tetapi dua tiga merta bisa diatasi. Tapi kan sayang kita belum membuka hubungan diplomatik, hanya gara-gara menganggap Israel itu penjajah. Amerika yang membombardir kemana-mana tidak dikatakan penjajah, malah tambah dekat. Prancis yang sampai hari ini punya jajahan itu, kita dekat," katanya. 

Panji Gumilang juga menyebut keinginan menormalisasi hubungan diplomatik Indonesia dengan Israel telah ada sejak masa orde baru. Menurutnya presiden kedua RI, Soeharto menjadi orang pertama yang ingin mendekatkan Indonesia dengan Israel.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement