Kamis 30 Mar 2023 17:16 WIB

Hati-hati, Nikmat Dunia Bisa jadi Halangi Nikmat Akhirat, Nasihat Ibnu 'Athaillah

Ibnu 'Athaillah berpesan, jangan sampai nikmat dunia membuat hati kita mati.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi rumah mewah bentuk kenikmatan dunia.
Foto: ANTARA/Fransisco Carolio
Ilustrasi rumah mewah bentuk kenikmatan dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab  Al-Hikam menjelaskan bahwa nikmat dunia bisa jadi menghalangi nikmat akhirat. Sebaliknya, kesengsaraan di dunia yang disertai dengan ketaatan kepada Allah SWT, bisa jadi itu jalan menuju nikmat akhirat.

Akan tetapi, yang lebih baik adalah jika seorang hamba Allah SWT mendapat kenikmatan di dunia dan akhirat,

Baca Juga

"Barangkali, Allah SWT memberikan nikmat dunia kepada kamu, namun menghalangi nikmat akhirat kepada kamu. Barangkali, Allah SWT menghalangi nikmat dunia kepada kamu, namun memberi nikmat akhirat kamu." (Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam)

Bisa jadi, Allah SWT memberikan berbagai kenikmatan di dunia ini kepada kamu. Kamu memiliki uang yang banyak, harta yang melimpah, rumah mewah, mobil mahal, dan lain sebagainya. Namun, semua itu justru membuat kamu lalai dan tidak pernah bersyukur kepada-Nya.

Ini adalah bencana bagi kamu. Allah SWT mengazab kamu dengan sesuatu yang tidak kamu sadari. Kamu menyangka nikmat, padahal bencana.

Jika kamu merasakan kesengsaraan hidup di dunia ini, padahal kamu telah taat menjalankan semua perintah-Nya, maka bisa jadi kamu akan mendapatkan kenikmatan yang lebih baik di akhirat kelak, yaitu surga-Nya.

Kesengsaraan yang kamu rasakan di dunia akan segera lenyap ketika kamu melangkahkan kaki di surga-Nya. Seluruh kenikmatan yang selama ini belum kamu dapatkan akan kamu rasakan di sana.

Lebih baik dari itu adalah jika kamu mendapatkan kebaikan dunia dan kebaikan akhirat. Itu adalah harapan setiap Muslim. Mudah-mudah kita semua mendapatkannya.

Hal ini dijelaskan Syekh Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam dengan penjelasan tambahan oleh Penyusun dan Penerjemah Al-Hikam, D A Pakih Sati Lc dalam buku Kitab Al-Hikam dan Penjelasannya yang diterbitkan penerbit Noktah tahun 2017.

Terjemah kitab Al-Hikam oleh Ustaz Bahreisy menambah penjelasan perkataan Syekh Ibnu Athaillah. Ia menerangkan, Muhyiddin Ibn Araby berkata, "Jika ditahan permintan kamu, berarti kamu telah diberi. Jika segera diberikan permintan kamu dengan cepat, berarti telah ditolak dari sesuatu yang lebih besar. Karena itu utamakan tidak dapat, daripada dapat."

Sebaiknya seorang hamba tidak memilih sendiri, tapi menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT. Allah SWT telah mencukupi segala kebutuhannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement