Kamis 30 Mar 2023 15:15 WIB

Mengenal sejumlah tradisi bulan Ramadhan di Papua

Papua memiliki tradisi khas pada Ramadhan.

Warga mengunjungi Kampung Ramadhan Arsopura di Skanto, Keerom, Papua, Senin (27/3/2023). Kampung Ramadhan Arsopura yang ditempati sekitar 36 pedagang makanan dan minuman untuk berbuka puasa tersebut menjadi tempat untuk ngabuburit warga.
Foto:

Bakar Batu

Selain berziarah kubur dan berbuka puasa bersama antarumat Islam dan antar umat beragama lain, salah satu tradisi menjelang Idul Fitri di Papua adalah "bakar batu". Tradisi bakar batu ini rutin dilakukan umat Islam di Bumi Cenderawasih, terutama yang berasal dari Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan.

Tradisi bakar batu merupakan salah satu tradisi penting di Papua Pegunungan yang berupa ritual memasak bersama-sama warga satu kampung yang bertujuan untuk bersyukur, bersilaturahmi.

Pengurus Masjid Baiturrahim Jayapura, Papua, UstazAbdul Kahar Yelipelle, mengatakan tradisi bakar batu menjelang Idul Fitri 2023 ditiadakan karena untuk menghormati Ketua ikatan keluarga Distrik Walesi Jayawijaya, Papua Pegunungan,yang meninggal di Jayapura sebelum bulan puasa Ramadhan.Tradisi bakar batu dijadwalkan baru akan dilakukan setelah perayaan Idul Fitri pada April 2023.

Dia menjelaskan, terkait dengan kegiatan bakar batu, sebelum memasuki bulan puasa ikatan keluarga Distrik Walesi di Jayapura wajib memberikan iuran kepada panitia yang bertugas. Dalam ikatan keluarga Distrik Walesi,panitia yang bertugas mengumpulkan iuran dari setiap keluarga berganti. Jika pada saat Ramadhan hingga halal bihalal yang menjalankan iuran ialah dari umat Kristen, begitupun sebaliknya jika umat kristianiada kegiatan maka umat Islam yang menarik iuran.

Dalam tradisi bakar batu semua keluarga baik dari Kristen maupun Islam yang berasal dari Jayawijaya yang berada di Kota Jayapura akan bersama-sama ikut dalam tradisi tersebut.

"Bagi umat Islam, bakar batu ini berisikan ratusan ekor ayam yang dibeli menggunakan iuran yang sudah dijalankan sebelum bulan puasa," katanya.

Tradisi umat Islam khususnya dari Provinsi Papua Tengah sering berbuka puasa bersama dilakukan pada pertengahan Ramadhan dan akhir Ramadhan, seperti dijalankan umat Islam di daerah lain. Selanjutnya, untuk pawai obor, tidak dilaksanakan, tapi hanya malam takbiran di Kota Jayapura.

Kendati demikian, selaku Ketua umum Masjid Raya Provinsi pihaknya mengimbau kepada seluruh takmir masjid di wilayah itu untuk tidak mengadakan takbiran melebihi pukul 22.00 WIT. Malam takbiran hanya dilakukan pukul 19.00 WIT hingga pukul 22.00 WIT. Tujuannya, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Untuk menjaga hubungan kerja sama dan toleransi antarumat beragama di Papua yang sangat luar biasa, pengurus Masjid Raya Papua mengajak seluruh masyarakat khususnya umat Islam, melakukan malam takbiran sesuai dengan jam yang telah ditentukan.

Dia juga berpesan kepada generasi muda Papua, khususnya umat Islam dari wilayah Pegunungan, agar melestarikan tradisi bakar batu menjelang Hari Raya Idul Fitri serta menghindari pergaulan bebas, mengonsumsi minuman keras dan narkoba.

 

Harmomis, saling menjaga, dan saling menghormati antarumat Muslim dan non-Muslim di Kota Jayapura, Papua, menjadikan suasana sejuk. Papua yang terdiri dari berbagai suku dan budaya, mampu menjaga keharmonisan di tengah pluralitasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement