REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) menggelar Tadarus Kebangsaan yang mengundang perwakilan ormas Islam di Indonesia, di Hotel Royal Kuningan, Jakarta, Sabtu (25/3/2023).
Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia diundang bersama dengan 14 ormas Islam lainnya.
Pada kesempatan itu, Ketua Umum LPOI KH Said Aqil Siradj mengatakan, Islam akan mampu menjadi center of civilization dengan pembelajaran toleransi, keberagaman, dan perdamaian.
Keramahan Indonesia menjadi modal diplomasi dan rujukan Islam yang damai sehingga meminimalkan perilaku Islamofobia. “Yakni mengedepankan kesantunan bangsa yang ramah dan berdaulat,” ujar mantan Ketua Umum PBNU ini, dalam keterangannya, Rabu (29/3/2023).
Islam mampu menjadi konsolidator dan komunikator bagi solidaritas umat Islam seluruh dunia. Menjaga kedaulatan Indonesia yang perlu melibatkan stakeholder bangsa.
“Negara tidak boleh kalah dari siapa pun untuk memprioritaskan cita-cita kemerdekaan Indonesia,” tegasnya.
Kiai Said mengajak para peserta untuk segera menjalin konsolidasi nasional dan meneguhkan konsensus kebangsaan. Hal itu sebagai upaya membendung segala infiltrasi dan pemaksaan kehendak dari berbagai pihak yang merugikan kepentingan nasional.
Melalui kekuatan seluruh umat, tokoh, pemimpin agama, dalam lingkup ormas Islam yang saling bekerja sama menjadi garda depan perubahan dan perbaikan negeri.
“Ormas Islam harus mampu menjadi leader bukan menjadi dealer, menanggalkan perbedaan yang memicu perpecahan,” kata Kiai Said.
Karena itu dia berharap, ideologi Pancasila dapat disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia, serta gaungnya dapat direplikasi bangsa lain.
Selain itu, persatuan dan kesatuan Indonesia harus diperkuat terutama menghadapi turbulensi politik.
Sesuai visi Indonesia yang baldatun thayyibatun warabbun ghafur, Kiai Said juga berharap, pihaknya mampu bekerja sama lebih lanjut dengan BNPT melalui gerakan ‘Pencegahan Radikalisme dan Intoleransi’ yang telah digagas.
Pada kesempatan itu, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan RI (Menkopolhukam) Mahfud MD yang menjadi pembicara kunci mengatakan, Tadarus Kebangsaan sangat penting guna merefleksikan nasionalisme dan mengukuhkan ideologi Pancasila.
“Tadarus kebangsaan itu harus memperkuat ikatan kebangsaan orang Islam, harus menjadi penguat NKRI tanpa berpikir bahwa negara ini ideologinya salah, bentuknya salah. NKRI sudah final hasil ijtihad para ulama dan sudah Islami, sudah ada dalil-dalil syariahnya bahwa NKRI ini adalah negara yang secara syar’i adalah Islami,” ujarnya.
Mahfud MD menyebut, Indonesia tidak akan merdeka jika tidak ada dukungan dari umat Islam. Penetapan Pancasila menjadi ideologi merupakan dukungan dari para ulama.
“Artinya kita punya Indonesia ini sebenarnya milik bersama sehingga paham kebangsaan. Jangan memiliki paham ‘nyempal’ seakan-akan Indonesia itu bukan Islam. Indonesia Islam, kalau enggak ada Islam, enggak ada Indonesia,” ungkapnya.
Menurutnya, sejarah membuktikan saat hampir merdeka terjadi perdebatan yang panjang, hingga sidang ditunda karena umat Islam tidak setuju, tutup dulu sidang, “Atas masukan umat Islam, ditemukanlah konsep mitsaqan walidho, negara kebangsaan, Pancasila sebagai rumah kebangsaan Indonesia,” tambahnya.
Baca juga: Perang Mahadahsyat akan Terjadi Jelang Turunnya Nabi Isa Pertanda Kiamat Besar?
Dia mengimbau agar kegiatan Tadarus Kebangsaan yang digagas LPOI perlu diperbanyak pelaksanaannya. Secara jangka pendek untuk mengawal pemilihan umum (Pemilu) agar berjalan sesuai jadwal.
“Kalau untuk tugas jangka pendeknya mengawal pemilu agar berjalan sesuai jadwal, demokratis, jujur dan adil. Sedangkan jangka panjangnya untuk menjaga dan memakmurkan NKRI,” ujarnya.
Menurutnya, jika pemilu ditunda, dapat menjadikan menimbulkan goncangan stabilitas keamanan dan politik. Selain itu juga melanggar konstitusi.
“Saya ingin memastikan pemilu itu jadi, tidak bisa diundur. Karena mengundur pemilu itu melanggar konstitusi,” ungkapnya.
Dalam acara Tadarus Kebangsaan tersebut, Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia, Dody Taufiq Wijaya mengatakan, perhelatan yang digagas LPOI sangat strategis bila melihat kondisi kebangsaan yang akan memilih pemimpin 2024.
“Ini sangat relevan untuk menjelaskan kepada masyarakat umum terkait kepemimpinan versi umat Islam,” ujarnya.
Dody menambahkan, Ketua Umum LPOI meminta Lembaga Dakwah Islam Indonesia untuk berpartisipasi.
“Lembaga Dakwah Islam Indonesia akan menjadi anggota ke-15 dari LPOI. Lembaga Dakwah Islam Indonesia memang sejak beberapa waktu yang lalu, diundang LPOI untuk bergabung,” ujarnya.
Menurut Dody, tadarus Kebangsaan sejalan dengan “8 Program Bidang Pengabdian Lembaga Dakwah Islam Indonesia untuk Bangsa”, terutama dalam bidang kebangsaan.
“Ini sangat sinergi dalam menghadapi disrupsi, Lembaga Dakwah Islam Indonesia menginginkan umat Islam semua bekerja untuk masa depan dengan paradigma bersanding, bukan bertanding, apalagi bersaing. Artinya untung menguntungkan di antara kita semuanya, sehingga Indonesia bisa berjalan dengan baik,” tuturnya.