Rabu 14 Jun 2017 07:19 WIB

GP Anshor Gandeng Kemensos Gelar Tadarus Kebangsaan

Kepala Badan Ansor Anti Narkoba (BAANAR) Nasional, Idy Muzayyad pada acara Tadarus Kebangsaan Anti Narkoba yang diadakan atas kerjasama dengan Pusat Penyuluhan Sosial (Puspensos) Kementrian Sosial RI di Kantor GP ANSOR, Jalan Kramat Raya 65A, Jakarta, Selasa (13/6).
Foto: istimewa
Kepala Badan Ansor Anti Narkoba (BAANAR) Nasional, Idy Muzayyad pada acara Tadarus Kebangsaan Anti Narkoba yang diadakan atas kerjasama dengan Pusat Penyuluhan Sosial (Puspensos) Kementrian Sosial RI di Kantor GP ANSOR, Jalan Kramat Raya 65A, Jakarta, Selasa (13/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan menjadi momen terbaik untuk menanggulangi peredaran narkoba karena merupakan bulan optimalisasi peningkatan iman dan taqwa serta mengandung sipirit pencegahan dan menahan diri dari perbuatan buruk.

"Di Bulan Ramadhan ini, yang halal saja dilarang untuk dilakukan, termasuk mengonsumsi makanan yang halalan thayyiban sekalipun (di siang hari). Apalagi kalau mengonsumsi barang haram semacam narkoba," demikian dikatakan Kepala Badan Ansor Anti Narkoba (BAANAR) Nasional, Idy Muzayyad pada acara Tadarus Kebangsaan Anti Narkoba yang diadakan atas kerjasama dengan Pusat Penyuluhan Sosial (Puspensos) Kementrian Sosial RI di Kantor GP ANSOR, Jalan Kramat Raya 65A, Jakarta, Selasa (13/6). 

Kalau dikaitkan dengan iman dan taqwa, maka dapat dikatakan bahwa iman dan taqwa seseorang itu antara lain bisa dilihat mengonsumsi narkoba atau tidak. "Makna taqwa itu kan menjalankan perintah kebaikan sekaligus menjauhi keburukan atau yang dilarang. Narkoba jelas dilarang karena membahayakan sehingga orang yg bertakwa itu artinya yang menjauhi narkoba," ungkap Idy.

Karenanya BAANAR mengajak kepada seluruh elemen masyarakat khususnya umat Islam untuk memanfaatkan secara maksimal bulan Ramadhan ini untuk memberantas narkoba yang peredarannya seringkali tidak jauh dari lingkungan kita.

"Meskipun kewenangan penanganan hukum ada padaa aparat penegak hukum, tapi kalau ada kemungkaran penyalahgunaan narkoba kita kita tidak boleh diam. Karena pepatah mengatakan, rusaknya dunia ini bukan semata karena banyaknya orang jahat, tapi lebih disebabkab karena orang baik yang diam," terang Idy. 

Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa kalau seseorang melihat kejahatan maka seharusnya mengubah dengan kekuasaannya, bila tidak bisa maka dengan lisannya, bila tidak maka dengan hatinya.

"Tapi kalau hanya dengan hati itu disebutkan sebagai selemah iman. Padahal katanya kita mau meningkatkan dan menguatkan iman. Maka tidak cukup dengan hati saja. Setidaknya mengingatkan dengan perkataan yang baik," papar Idy. 

BAANAR bekerjama sama dengan berbagai pihak, termasuk dengan Kemensos RI, akan terus mengajak masyarakat menjauhi narkoba dan mengingatkan bahayanya yg jelas merusak generasi bangsa dan melemahkan kedaulatan negara.

"Ketika kita bicara NKRI sekalipun maka, itu NKRI yang kuat dan berdaulat akan terjadi bila narkoba tertanggulangi. Jangan bicara NKRI harga mati kalau ternyata banyak generasi muda yg mati gara-gara narkoba. Waspadalah!," seru Idy Muzayyad mantan Ketua IPNU Pusat.

Sementara itu Joko Irianto narasumber dari Puspensos Kemensos RI menyambut baik kerja sama yang diinisiasi oleh GP Anshor. "Kementerian Sosial secara khusus mengapresiasi peran pemuda Anshor yang tak pernah lelah tetap membantu pemerintah melakukan penyuluhan anti narkoba kepada anak muda NU", ujar Joko, kepala bagian penyuluhan sosial.

Inisiasi kerja sama ini rencananya akan dilanjutkan ke beberapa daerah lainnya, sebagai bentuk kepedulian bersama untuk menginformasikan ke khalayak pemuda bangsa akan bahaya Narkoba.

"Anshor memiliki banyak perwakilan cabang di daerah, maka kami berencana untuk melakukan kegiatan serupa di beberapa daerah yang memiliki tingkat kerawanan narkobanya tinggi. Tidak hanya dengan Anshor, tetapi kita juga akan menggandeng dengan Kelompok pemuda lainnya." Kata Joko.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement