Jumat 24 Mar 2023 10:05 WIB

Senator DPD: Larangan Bukber Pejabat-ASN, Lihat Praktik Gedung Putih dan Liga Inggris!

Buka puasa bersama menjadi ajang rekonsiliasi dan persaudaraan umat beragama

Rep: muhammad Subarkah/ Red: Muhammad Subarkah
Pada hari pertama Ramadhan, umat Islam melaksanakan sholat sebelum berbuka puasa bersama dalam acara buka puasa bersama yang disponsori oleh komunitas berbasis agama Center DC, di Washington, DC, AS, (23/3/2023).
Foto: EPA-EFE/JIM LO SCALZO
Pada hari pertama Ramadhan, umat Islam melaksanakan sholat sebelum berbuka puasa bersama dalam acara buka puasa bersama yang disponsori oleh komunitas berbasis agama Center DC, di Washington, DC, AS, (23/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Senator DPD RI, Abdul Kholik, mengatakan larangan buka bersama para pejabat dan Aparatur Sipil Negara (ASN) oleh pemerintah adalah kurang bijak. Ini karena momentum bulan Ramadhan salah satunya adalah identik dengan buka bersama sebagai bentuk rasa syukur dan semangat persaudaraan.

"Ingat, buka bersama juga sarana memperbanyak amalan sodakoh. Sebab, acara itu sering mengundang para anak yatim dan kaum duafa untuk berbagi kebahagiaan. Jadi larangan buka puasa itu kontraproduktif dengan semangat syiar bulan Ramadhan,'' kata Abdul Kholik, Jumat pagi (24/3/2022). 

Terlebih lagi, lanjut Kholik, dalam kecenderungan internasional buka bersama kini sudah semakin berkembang sebagai bentuk hubungan harmonis dan saling mengakui antar umat bersagama. Misalnya di Gedung Putih yang menjadi simbol demokrasi di negara yang umat Islamnya minoritas, buka bersama Presiden AS, jajaran pemerintahan, serta komunitas Muslim Amerika telah rutin dilakukan.

"Maka, ada pesan kuat momentum Ramadhan sangat dihargai oleh kalangan non-Muslim. Ajang buka bersama tersebut dipakai sebagai alat rekonsilasi antarumat beragama di AS dengan pejabat pemerintahannya,'' ujarnya.

Selain itu, kata Kholik, acara buka bersama sudah merambah dunia olah raga. Ini misalnya sejumlah klub elit di Liga Inggris seperti Chelsea, Everton, dan lainnya menyelenggaran buka bersama sebagai penghargaan kepada pemain Muslim dan warga Muslim di Inggris. Para klub tersebut menyediakan stadionnya untuk berbuka bersama. Yang hadir pun bukan hanya umat Islam, tapi non Muslim juga ikut serta.

''Lebih dari itu, Liga Inggris sudah membuat kebijakan menghentikan pertandingan untuk memberikan kesempatan berbuka puasa kepada pemain Muslim. Maka tampak jelas bahwa larangan buka puasa itu tidak sejalan dengan trend dunia yang makin inklusif dan menjadikan ajang ini sebagai momentum rekonsiliasi dan persaudaraan umat beragama. Maka larangan buka puasa itu perlu ditunjau kembali,'' kata Abdul Kholik.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement