REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang-orang yang cerdas dan beruntung dalam menjalani hidup sejatinya adalah mereka yang memperbanyak ingat kematian dan melakukan amal saleh sebagai bekal menghadapi kematian dan kehidupan akhirat. Allah SWT berfirman:
ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّككُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Mahapengampun."(QS Al Mulk ayat 2).
Dalam kitab at-Tadzkirah pada Babu Dzikril Mauti Wa Fadhlihi Wal Isti'dadi Lahu (Bab tentang mengingat kematian dan fadilah mengingat kematian dan persiapan menghadapi kematian), al-Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Abi Bakar bin Farh al-Anshari al-Khazraji, al-Andalusi, al-Qurthubi atau dikenal dengan sebutan Imam Qurthubi menuliskan penjelasan As Suddi atau Ism'il bin 'Abdurrahman bin Abi Karimah seorang mufasir dari tanah Hijaz yang juga disebut Abu Muhammad al Hijaz mengenai ayat tersebut.
وقال السدي في قوله تعالى ( ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْغَفُورُ : الملك :٢) ، أي : أكثركم للموت ذكرا، وله أحسن استعدادا، ومنه أشد خوفا وحذرا
“As-Suddi atau Ism'il bin 'Abdurrahman bin Abi Karimah seorang mufasir dari tanah Hijaz yang suga disebut Abu Muhammad al-Hijaz menerangkan bahwa ayat ke-2 surat al-Mulk maksudnya adalah mereka yang paling banyak mengingat kematian, dan mereka yang senantiasa mempersiapkan dengan melakukan kebaikan, dan yang palinh takut dan berhati-hati. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW.
النسائي عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله ﷺ أكثروا ذكر هاذم اللذات يعني الموت أخرجه ابن ماجه والترمذي أيضا
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, beliau berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Perbanyaklah kalian mengingat pemutus kelezatan (dunia) yakni kematian.” (HR an-Nasaai, Ibnu Majah, dan at-Turmudzi)
Baca juga: Perang Mahadahsyat akan Terjadi Jelang Turunnya Nabi Isa Pertanda Kiamat Besar?
Seorang ulama yakni Bu Muhammad Abdul Haq dalam kitabnya al-'Aqibat mengatakan bahwa kematian adalah kalimat yang ringkas dan sederhana. Namun di dalamnya benar-benar terkandung peringatan dan pesan yang bernilai.
فإن من تذكر الموت حقيقة ذكره نغص عليه لذته الحاضرة، ومنعه من تمنيها في المستقبل، وزهده فيما كان منها يؤمل، ولكن النفوس الراكدة، والقلوب الغافلة تحتاج إلى تطويل الوعاظ، وتزويق الألفاظ،
“Maka bagi siapa yang mengingat kematian sebagai pengingat baginya yang hakiki, akan menyumbat hadirnya kelezatan (dunia), dan mencegahnya mengharap-harap (berandai-andai) pada masa depan, dan membuatnya zuhud dalam perkara yang diharapkan. Namun jiwa yang tumpul dan hati yang lalai membutuhkan peringatan yang berulang-ulang dan kata-kata yang indah.” Allah SWT berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ ٱلْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ ۖ فَمَن زُحْززِحَ عَنِ ٱلنَّارِ وَأُدْخِلَ ٱلْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”(QS Ali Imran ayat 185).