Ahad 19 Feb 2023 12:15 WIB

Mahatir Mohamad: Tindakan Radikal Beberapa Muslim Suburkan Islamofobia

Radikalisme dinilai Mahatir Mohamad menyimpang dari Islam.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
Mahatir Mohamad: Tindakan Radikal Beberapa Muslim Suburkan Islamofobia. Foto:   Wartawan memperlihatkan foto mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad di depan Institut Jantung Negara (IJN) di Kuala Lumpur, Ahad (23/1/2022). Menurut kabar dari anaknya Marina Mahatir, kondisi terahir Mahathir Mohamad mulai membaik setelah sebelumnya menjalani perawatan terkait penyait jantungnya di IJN pada (7/1).
Foto: ANTARA/Rafiuddin Abdul Rahman
Mahatir Mohamad: Tindakan Radikal Beberapa Muslim Suburkan Islamofobia. Foto: Wartawan memperlihatkan foto mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad di depan Institut Jantung Negara (IJN) di Kuala Lumpur, Ahad (23/1/2022). Menurut kabar dari anaknya Marina Mahatir, kondisi terahir Mahathir Mohamad mulai membaik setelah sebelumnya menjalani perawatan terkait penyait jantungnya di IJN pada (7/1).

REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR -- Aksi radikal segelintir umat Islam menjadi salah satu faktor penyebab munculnya sentimen Islamofobia di seluruh dunia. Perilaku yang dimaksud salah satunya adalah tindakan kekerasan, atau hal lain yang menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Presiden Perhimpunan Kesejahteraan Islam Malaysia (Perkim) Tun Dr Mahathir Mohamad. Ia mengakui ada umat Islam yang menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya, hingga menimbulkan citra dan persepsi buruk terhadap agama.

Baca Juga

Mantan perdana menteri Malaysia itu juga mengatakan tindakan-tindakan serupa biasanya disebabkan oleh sifat individu-individu, yang mendorong melakukan sesuatu yang tidak berdasarkan ajaran Alquran.

“Ada yang menyimpang dari agama, melakukan hal-hal yang tidak direstui agama dan melakukan kekerasan. Itu bukan cara kami, itu bukan ajaran Islam," kata dia dikutip di Bernama, Ahad (19/2/2023).

Ada kasus di mana umat Islam sendiri terbelah, yang mana ia menjelaskan hal ini bertentangan dengan ajaran agama. Dr Mahathir mengatakan Islam adalah agama yang mempromosikan dan mendorong pengikutnya untuk mencintai perdamaian.

“Makanya setiap kali kita bertemu orang, kita menyapa mereka dengan mengatakan ‘salam sejahtera untukmu’,” ujarnya.

Tidak hanya itu, ia juga mengatakan umat Islam perlu menonjolkan diri sebagai kelompok yang beradab, selain menunjukkan rasa hormat kepada agama lain.

Sementara itu, dalam sambutannya, Dr Mahathir menyerukan agar umat Islam memperkuat keterampilan dan pengetahuannya dalam menghadapi tantangan dunia saat ini.  

Sumber:

https://www.bernama.com/en/general/news.php?id=2165089

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement