Sabtu 18 Feb 2023 10:54 WIB

Produk Menstruasi untuk Korban Gempa Turki-Suriah Kerap Luput dari Paket Bantuan

Kurangnya akses produk menstruasi berdampak pada kesehatan fisik dan mental wanita.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Seorang wanita muda memindahkan puing-puing dari bangunan yang hancur saat dia mencari korban gempa dengan tim penyelamat di Gaziantep, Turki, Senin (6/2/2023). Gempa kuat telah merobohkan beberapa bangunan di tenggara Turki dan Suriah dan dikhawatirkan banyak korban jiwa. Produk Menstruasi untuk Korban Gempa Turki-Suriah Kerap Luput dari Paket Bantuan
Foto:

Aldanmaz dan Pengacara Hak Asasi Manusia İlayda Eskitascioglu mendirikan We Need to Talk pada 2016. Eskitascioglu pertama kali menyadari tidak adanya produk menstruasi dalam kotak donasi ketika dia dan keluarganya mengirimkan bantuan kepada orang-orang yang terkena dampak gempa bumi 2011 di kota Van Turki.

Ketika gempa bumi lain melanda Izmir Turki pada 2020, para perempuan menyadari betapa stigma menstruasi memengaruhi respons pemerintah dalam keadaan darurat. Tetapi meskipun mendorong pemerintah untuk mengakui masalah ini dengan harapan agar lebih siap menghadapi bencana berikutnya, kelompok itu sering diberhentikan dan diberi tahu pekerjaan mereka bukanlah prioritas.

Namun, kurangnya akses ke produk menstruasi, tempat yang aman dan higienis untuk menggunakannya, serta air bersih dan toilet berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental perempuan dan anak perempuan, menurut salah satu pendiri Jeyetna. “Ini termasuk infeksi, menstruasi tidak teratur karena stres tambahan, pendarahan berlebihan, dan kram hebat,” katanya.

“Sekitar setengah dari populasi, dari usia delapan tahun hingga sekitar 50 tahun, mengalami siklus menstruasi. Wanita harus berurusan dengan menstruasi mereka secara individu dan setiap bulan, yang membuatnya sulit bertahan di saat krisis,” tambah Zammar.

“Kami telah mencoba untuk menyoroti masalah ini selama bertahun-tahun dan sekarang ada di pundak kami lagi. Kami merasa sebagai sebuah asosiasi bahwa kami berusaha melakukan pekerjaan yang seharusnya dimasukkan oleh pemerintah ke dalam rencana darurat,” kata salah satu pendiri We Need to Talk.

Jika hanya organisasinya yang mengurus hal demikian, kata dia, terlalu besar untuk mereka tangani sendirian karena bencana yang begitu dahsyat di Turki. Karenanya, Zammar meminta agar produk menstruasi harus diarusutamakan dalam paket bantuan.

“Harus diutamakan untuk memastikan respons yang lebih luas yang diperlukan oleh kebutuhan esensial seperti itu. Menstruasi setelah bencana alam membutuhkan rencana tindakan yang komprehensif,” kata Zammar.

Pada hari-hari setelah gempa, We Need to Talk menjangkau perusahaan produk menstruasi untuk mengirimkan truk bantuan ke daerah yang terkena dampak. Lebih dari 200 sukarelawan membantu mendistribusikan produk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement