REPUBLIKA.CO.ID, LONDON – Sebuah laporan baru di Inggris menemukan bahwa satu dari lima Muslimah tidak pernah pergi ke asjid.
Melansir di laman islamchannel.tv laporan yang dilakukan Sensus Muslim bekerja sama dengan Ta Collective, menemukan bahwa meskipun Masjid dipandang sebagai pusat kehidupan kelompok dan spiritual, 17 persen Muslimah tidak pernah mengunjungi masjid sementara 25 persen jarang mengunjunginya.
Data mengejutkan menyebut bahwa 20 persen Muslimah di Inggris pernah ditolak masuk ke Masjid.
“Karena sholat adalah kewajiban agama yang harus dipenuhi oleh umat Islam, saat sholat zuhur dan ashar, banyak wanita telah berada dalam situasi sulit setelah ditolak masuk ke Masjid dan terpaksa memenuhi kewajiban ini di ruang alternatif yang tidak nyaman atau tidak aman,” kata laporan itu.
Studi yang dilakukan melalui serangkaian kelompok fokus dan survei dengan 1.200 sample , menemukan bahwa hampir dua pertiga (61 persen) wanita mengalami dampak buruk dari kurangnya akses ke masjid ini.
Muslimah yang lebih muda dan mereka yang berasal dari komunitas kulit hitam melaporkan dampak spiritual negatif tertinggi. Laporan tersebut juga menemukan bahwa hanya 10 persen Muslimah yang memiliki akses kepasa cendekiawan Islam terpercaya untuk bimbingan.
“Kami berharap temuan kami menyoroti isu-isu yang mempengaruhi Muslimah Inggris dan beresonansi dengan Masjid dan tokoh masyarakat untuk bekerja mengembangkan prakarsa yang secara khusus memenuhi kebutuhan perempuan Muslim,” kata laporan itu.
Tujuh puluh persen Muslimah di Inggris merasakan beberapa tingkat keterhubungan positif dengan Islam, sementara hanya 32 persen yang merasa terhubung dengan komunitas Muslim yang lebih luas.
Sementara itu, kurang dari setengahnya mengatakan bahwa mereka memiliki pengalaman positif dalam komunitas Muslim.
“Memiliki pengalaman positif dalam komunitas terkait erat dengan bagaimana dan di mana orang dapat memperoleh informasi dan bimbingan yang berkaitan dengan masalah iman,” kata laporan itu.
Dua dari lima Muslimah hanya mengandalkan jalur online untuk mencari ilmu dan nasihat Islam. Secara keseluruhan, sumber bimbingan dan dukungan yang paling umum dalam masalah iman adalah dari keluarga dan teman.
“Meskipun jaringan dukungan keluarga dan persahabatan yang lebih luas ini sangat penting, mungkin mengkhawatirkan bahwa hanya 15 persen Muslimah di Inggris yang melaporkan masjid atau cendekiawan Islam tepercaya sebagai sumber utama nasihat dan pengetahuan Islam mereka,” kata laporan itu.
Masjid dan cendekiawan harus menempati posisi komunal dalam komunitas Muslim yang lebih luas, dapat diakses semua orang yang mencari bimbingan, ini memprihatinkan karena mayoritas Muslimah di Inggris tidak memiliki pengalaman ini.
Terlepas dari tantangan yang dihadapi muslimah ini, banyak yang secara aktif mencari alternatif untuk memenuhi kebutuhan agama dan spiritual mereka.
Baca juga: Ketika Sayyidina Hasan Ditolak Dimakamkan Dekat Sang Kakek Muhammad SAW
Sebanyak 38 persen Muslimah mencari beberapa alternatif layanan atau fasilitas yang dapat diakses dari Masjid. Remaja putri lebih aktif dalam mencari alternatif.
Laporan tersebut menampilkan kutipan dari responden survei. Berikut adalah beberapa komentar dari Muslimah Inggris.
"Laki-laki pergi ke masjid dan kami dipaksa untuk sholat di ruang ganti, tempat parkir mobil. Tidak ada kemudahan dan kami tidak bisa khusyuk. Sebagai seorang wanita muda Muslimah, sulit untuk mendapatkan teman-teman belajar. Alangkah baiknya jika Masjid membuka pintunya untuk acara pembicara wanita melibatkan komunitas dan juga memberi Muslimah rasa memiliki yang kuat.
Saya merasa diremehkan dan diabaikan dan perjalanan spiritual saya tidak sepenting pria. Ini melelahkan. Ketika saya mencari seorang imam untuk meminta nasihat, saya menerima perlakuan yang sangat dingin dan pergi dengan rasa malu. Itu membuat saya enggan pergi ke masjid untuk sementara karena saya pikir mereka tidak tahu bagaimana berinteraksi dengan wanita dengan cara yang ramah dan santai. Kurangnya akses ke ulama perempuan, atau ulama yang memiliki pengetahuan tentang isu-isu perempuan.”
Sumber: islamchannel