REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Organisasi advokasi dan hak-hak sipil Muslim terbesar di AS mendesak publik Amerika dan pemerintahan Biden meningkatkan dukungan, bagi mereka yang membantu para korban gempa bumi dahsyat di Turki dan Suriah.
"Kami mendesak semua Muslim Amerika dan masyarakat luas untuk meningkatkan dukungan bagi para pahlawan yang bekerja membantu mereka yang terkena dampak gempa, melalui sumbangan, sukarelawan, atau cara lain yang mereka bisa," ucap Direktur Eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), Nihad Awad, dalam sebuah pernyataan dikutip di Anadolu Agency, Kamis (9/2/2023).
CAIR juga mendorong para imam, atau tokoh agama Muslim, di seluruh negeri mengabdikan khutbah Jum'at mereka untuk mendesak masyarakat berdiri bersama korban gempa di Türkiye dan Suriah.
Sebelumnya, perwakilan CAIR telah bertemu dengan duta besar Turki untuk AS Hasan Murat Mercan. Dalam pertemuan itu, mereka menyatakan belasungkawa atas para korban gempa mematikan yang melanda provinsi selatan negara itu.
Terbaru, dilaporkan korban tewas di Turki mencapai 12.391 jiwa. Gempa berkekuatan 7,7 dan 7,6 SR dilaporkan mengguncang distrik Pazarcık dan Elbistan di Provinsi Kahramanmaras, Senin (6/2/2023) lalu.
Sembilan provinsi lainnya di Turkiye yang terkena dampak gempa mematikan ini termasuk Malatya, Adiyaman, Hatay dan Osmaniye.
Kementerian Kesehatan Suriah mengatakan sedikitnya 2.992 orang tewas dan 2.285 lainnya terluka di provinsi Aleppo, Latakia, Hama dan Tartus akibat gempa.
Dari laporan terbaru, disebutkan total jumlah korban tewas akibat gempa di kedua negara mencapai 15.383 orang. Lebih dari 50ribu orang lainnya terluka akibat gempa paling dahsyat selama 100 tahun terakhir ini.