REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi mengembangkan bisnis 65 pondok pesantren sebagai upaya pengakselerasian pertumbuhan ekonomi syariah di wilayah setempat.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Hermanto di Jambi, Senin, mengatakan, BI Jambi telah mendirikan Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) sebagai wadah kalangan pesantren untuk berbagi ilmu dalam pengembangan unit bisnisnya.
"Hebitren mendorong terbentuknya pasar bersama antarpesantren dengan memanfaatkan potensi masing-masing untuk memenuhi kebutuhan satu sama lain," kata dia.
Pengembangan produk berbasis ekonomi syariah ini diharapkan dapat menjadi salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi.
Di Provinsi Jambi terdapat enam pesantren yang bermitra dengan BI, sementara secara nasional terdapat 1.500 pondok pesantren yang tergabung dalam Hebitren.
Produk-produk pesantren binaan BI umumnya terkait dengan komoditas penyumbang inflasi.
Produksi komoditas tersebut diharapkan dapat berkontribusi menekan laju inflasi dari sisi suplai menuju inflasi pada angka yang rendah dan stabil.
"Produk yang dikembangkan juga bervariasi, mulai dari produk hortikultura, budidaya, hingga produk fesyen," kata dia.
Ke depan, pengembangan produk Hebitren di Provinsi Jambi dikolaborasikan dengan pemanfaatan teknologi digital, mulai dari digitalisasi sistem pembayaran melalui penerapan QRIS hingga akses menuju pasar digital.
Secara nasional, himpunan yang diinisiasi bank sentral itu telah terdiri dari 1.500 pondok pesantren.
Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani mengatakan bahwa pemerintah senantiasa siap memberikan dukungan terhadap pengembangan perekonomian daerah, tidak terkecuali terhadap pengembangan ekonomi di pondok pesantren.
"Basis pondok pesantren dengan sumber daya yang kuat, memberikan potensi pengembangan sehingga dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di wilayah Provinsi Jambi," kata dia.