Sabtu 28 Jan 2023 20:01 WIB

Negara-Negara Arab Mengajak Dunia Menekan Israel Bertindak Sewenang Wenang di Palestina

Israel harus mendapatkan sanksi dari PBB terkait pembantaian di Palestina

Rep: Andrian Saputra/ Red: Erdy Nasrul
Polisi perbatasan Israel mengamankan TKP penembakan di sebuah sinagog di Yerusalem, Jumat (27/1/2023). Seorang warga  Palestina bersenjata melepaskan  tembakan di luar  sinagog di kawasan timur Yerusalem. Serangan ini menewaskan sejumlah korban dan melukai lima orang lainnya, Serangan mematikan ini terhenti setelah penyerang bersenjata api ditembak polisi.
Foto: AP Photo/Mahmoud Illean
Polisi perbatasan Israel mengamankan TKP penembakan di sebuah sinagog di Yerusalem, Jumat (27/1/2023). Seorang warga Palestina bersenjata melepaskan tembakan di luar sinagog di kawasan timur Yerusalem. Serangan ini menewaskan sejumlah korban dan melukai lima orang lainnya, Serangan mematikan ini terhenti setelah penyerang bersenjata api ditembak polisi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pemimpin beberapa organisasi Arab-Amerika bertemu dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken pada Jumat (27/1/2023) untuk menyatakan keprihatinan atas meningkatnya kekerasan antara Israel dan Palestina. Mereka juga menuntut agar Amerika mendesak pemerintah Israel  berertanggung jawab atas hal itu.

Lebih dari 29 warga Palestina telah terbunuh dalam empat minggu terakhir. Dan banyak banyak warga Palestina yang juga terluka parah. Sebaliknya beberapa orang Yahudi Israel juga dibunuh pada Jumat, diduga oleh seorang tersangka pria bersenjata Palestina.

Blinken berencana untuk melakukan perjalanan ke Timur Tengah pada Minggu (29/1/2023) dan kemudian dijadwalkan untuk bertemu dengan para pemimpin Israel pada Senin (30/1/2023) dan para pemimpin Palestina pada Selasa (31/1/2023).

Blinken adalah anggota kedua dari pemerintahan Biden yang mengunjungi wilayah tersebut dalam dua pekan terakhir. Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan ada di sana dua minggu lalu.

 

Jim Zogby, presiden Institut Arab Amerika (AAI) salah satu pemimpin yang menghadiri pengarahan dengan Blinken di Washington DC, mengatakan bahwa kelompok tersebut menekan sekretaris untuk memaksakan konsekuensi pada pemerintah Israel atas tindakan kekerasan yang menargetkan warga sipil Palestina.

"Kami senang atas kesempatan untuk menyampaikan pandangan kami kepada sekretaris tetapi penekanannya adalah pada perlunya konsekuensi,” kata Zogby seperti dilansir Arab News pada Sabtu (28/1/2023).

“Tidak adanya konsekuensi atas perilaku buruk, Israel beroperasi dengan impunitas dan warga Palestina kehilangan harapan. Kami menawarkan saran khusus tentang hal-hal yang mungkin mereka lakukan. Konsekuensi itu penting. Israel harus dibuat untuk membayar perilaku buruk.” katanya. 

Zogby mengatakan bahwa AAI juga menekan Blinken tentang masalah pembangunan Kedutaan Besar AS di Yerusalem, mencatat bahwa tanah tempat kedutaan dibangun adalah milik orang Palestina, termasuk orang Amerika Palestina.

Dalam sebuah pernyataan, kelompok tersebut mengatakan bahwa perjalanan yang direncanakan Blinken dikalahkan oleh serangan militer rahasia Israel baru-baru ini di Jenin yang mengakibatkan pembunuhan 10 warga Palestina, termasuk warga sipil.

Anggota delegasi menyatakan keprihatinan tentang tujuan kebijakan AS dan situasi di Palestina, tidak hanya di Jenin tetapi juga pemindahan massal warga Palestina dari Masafer Yatta di Tepi Barat.

“Kelompok tersebut menjelaskan kepada sekretaris bahwa Amerika Serikat memiliki tanggung jawab untuk bertindak menahan perilaku agresif Israel terhadap orang-orang Palestina yang ditawan. Beberapa dekade persetujuan AS terhadap kebijakan perluasan pemukiman Israel, penyitaan tanah, penghancuran rumah, dan berbagai pelanggaran hak asasi manusia lainnya telah menyebabkan rasa impunitas Israel dan keputusasaan Palestina,” kata pernyataan itu.

“Jika pemerintah ingin memenuhi komitmennya terhadap nilai yang setara antara orang Israel dan Palestina dan hak mereka atas keamanan, kemakmuran, dan martabat, kelompok tersebut bersikeras bahwa sekretaris tersebut menunjukkan ketegasan dan tekad untuk mengendalikan perilaku Israel.” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement