REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum DPP Al-Ittihadiyah, KH Nuruzzaman menyampaikan, Al-Ittihadiyah akan menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak untuk bersama-sama merancang program dalam rangka menyelesaikan berbagai persoalan di Tanah Air.
Berbagai pihak yang dimaksud, meliputi ormas-ormas Islam dan ormas agama lain, pemerintah dan partai-partai politik. Al-Ittihadiyah juga akan melakukan kunjungan ke berbagai partai politik.
"Dalam hal ini, kita akan langsung membuat roadshow, datang ke berbagai partai politik untuk mencari titik temu dan membuat program bersama-sama. Demikian juga ormas-ormas Islam dan ormas agama-agama lainnya," kata dia dalam konferensi pers usai pelantikan DPP Al-Ittihadiyah di Jakarta, Sabtu (28/1/2023).
Menurut Nuruzzaman, Indonesia harus berfokus pada peningkatan pendidikan, kesejahteran, kesehatan dan keamanan. Dia menekankan, Al-Ittihadiyah, sebagai ormas Islam yang berdiri pada 1935, memiliki visi 100 tahun ke depan, yang jatuh pada tahun 2035.
"Visi yang kami canangkan itu ialah FEED plus the Nation (Food, Energy, Environment, Dignity). Kami akan membuat rencana Indonesia Emas 2045 lebih cepat tercapai di semua variabelnya, karena kami akan melakukannya lebih dulu pada tahun 2035," katanya.
Al-Ittihadiyah bakal melakukan kolaborasi dengan berbagai elemen agama untuk membuat kerja sama yang mensejahterakan. Sebab Nuruzzaman menyadari, kesejahteraan itu hanya bisa dicapai dengan kolaborasi.
Selama ini, Nuruzzaman mengatakan, Al-Ittihadiyah telah melakukan pertemuan dengan berbagai ormas-ormas Islam yang titik temunya ialah ekonomi. Al-Ittihadiyah, melalui Barisan Mudanya, telah mengundang berbagai ormas Islam dan ormas agama-agama lain untuk melakukan terobosan tentang keagamaan. "Titik temunya adalah ekonomi. Dan itu sudah dilakukan," kata dia.
Nuruzzaman melanjutkan, Al-Ittihadiyah menaruh perhatian yang besar pada digitalisasi. Menurutnya, digitalisasi adalah suatu keniscayaan. Digitalisasi ekonomi berperan untuk membuat jejaring yang lebih luas, misalnya antarkomunitas maupun entitas dari berbagai ormas dan kalangan pemuda.
"Di mana ada jejaring blockchain, bukan hanya bicara currency, tapi bicara komunitas dan entitas dari berbagai ormas dan pemuda-pemuda yang ada, untuk membangun kekuatan ekonomi di luar currency, yaitu dengan sinergi dan kolaborasi," ujarnya.