REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Seorang pemuda Palestina dibunuh oleh pasukan Israel di Tepi Barat yang diduduki pada Rabu (11/1/2023) waktu setempat. Ini terjadi menyusul serangan brutal lainnya di daerah Nablus.
Kementerian Kesehatan Palestina dalam sebuah pernyataannya menyampaikan, pemuda yang dibunuh itu ialah Ahmed Abu Junaid, yang masih berusia 21 tahun. Dia meninggal karena luka kritis setelah ditembak di kepala.
Abu Junaid terluka parah saat fajar selama serangan Israel di kamp pengungsi Balata, dekat kota Nablus, sebagaimana dilansir The New Arab, Kamis (12/1/2023).
Pejabat kesehatan Palestina mengatakan bahwa pasukan khusus Israel mengepung sebuah rumah selama operasi di kamp tersebut dan melepaskan tembakan tajam, gas air mata, dan granat kejut ke kerumunan pemuda.
Tentara Israel mengatakan tembak-menembak terjadi antara pejuang Palestina dan pasukan Israel di kamp yang terkepung, dan seorang Palestina tertembak. Wartawan Amin Abu Wardeh, yang berasal dari kamp tersebut, juga mengatakan bahwa pasukan Israel telah mengepung sebuah rumah.
Pejuang Palestina dan pemuda setempat menghadapi pasukan Israel, dengan luka-luka di antara para penyerang. Brigade Syuhada Al-Aqsa, kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan Fatah, gerakan yang mengontrol Otoritas Palestina, menganggap Abu Junaid sebagai pejuang.
Foto-foto dirinya mengacungkan senapan tersebar luas di media sosial. Kematiannya membuat jumlah orang Palestina yang terbunuh oleh tembakan Israel sejauh ini pada 2023 menjadi lima orang. Dua puluh tiga warga Palestina ditahan oleh Israel di Tepi Barat.
Serangan militer Israel telah meningkat di Tepi Barat sejak Maret 2022. Setidaknya 146 warga Palestina dibunuh oleh pasukan keamanan Israel pada tahun 2022 di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, menurut kelompok hak asasi manusia Israel B'Tselem.
Korban tewas tahun lalu adalah yang tertinggi sejak 2004, selama Intifada Kedua, atau pemberontakan Palestina melawan pendudukan Israel.