Selasa 10 Jan 2023 17:11 WIB

Menguatkan Tradisi, Membangun Peradaban Lewat Festival Tradisi Islam Nusantara

Festival Tradisi Islam Nusantara bagian dari penguatan spritual dan kultural.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Menteri BUMN Erick Thohir saat menghadiri acara Shalawatan dan Festival Tradisi Islam Nusantara di Banyuwangi.
Foto: Dok. Republika
Menteri BUMN Erick Thohir saat menghadiri acara Shalawatan dan Festival Tradisi Islam Nusantara di Banyuwangi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Tetabuhan gendang dan lantunan shalawat yang dibawakan secara kolosal oleh ratusan santri muda menggema di Stadion Diponegoro, Banyuwangi, Jawa Timur, pada Senin malam, 9 Januari 2023. Pertujukan itu adalah bagian dari Festival Tradisi Islam Nusantara yang digelar sebagai rangkaian dari peringatan seabad lahirnya Nahdlatul Ulama (NU), organisasi keagamaan terbesar di nusantara. 

Di panggung utama, Presiden Joko Widodo, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Menteri BUMN Erick Thohir yang didaulat sebagai Ketua Panitia Harlah ke-100 NU, beserta sejumlah pejabat lainnya menyimak dengan takzim. Sesekali, Presiden Jokowi tampak menggoyangkan tangannya mengikuti iringan musik.

Baca Juga

Syair dan shalawat khas pesantren yang dibawakan malam itu antara lain lalaran Alfiyah Ibnu Malik, sebuah nadzam ilmu nahwu berisi 1002 bait karangan ulama Andalusia (sekarang Spanyol), Imam Ibnu Malik. Selain itu, ada pula Kreasi Hadrah Nusantara yang dibawakan oleh 300 penabuh rebana dan 500 penari yang membawakan sejumlah tarian daerah berbasis Islam di Nusantara.

Saking terkesimanya, sebelum menyampaikan kata sambutan, Presiden Jokowi memanggil pelantun syair Alfiyah Ibnu Malik dan penabuh gendang cilik termuda berusia 12 dan 13 tahun untuk naik ke panggung. Setelah diminta mengulang satu bait syair Alfiyah, pelantun syair dan penabuh gendang mendapat hadiah sepeda.

Penunjukan Banyuwangi sebagai tuan rumah Festival Tradisi Islam Nusantara, seperti disampaikan Erick Thohir, punya nilai sejarah. Banyuwangi adalah tempat  ditulisnya shalawat badar oleh KH Ali Manshur.

Pagelaran Festival Tradisi Islam Nusantara, seperti disampaikan KH Yahya Cholil Staquf, adalah bagian dari penguatan spritual dan kultural. Tradisi, menurutnya, sepanjang sejarah peradaban manusia, selalu menjadi pondasi penting bagi strategi merebut masa depan.

"Dalam tradisi Islam Nusantara bukan hanya terhadap unsur budaya yang bernilai, tetapi terdapat barokah di dalamnya," kata Ketua Umum PBNU itu.

Presiden Jokowi sepakat dan bersyukur tanah air Indonesia merupakan zamrud khatulistiwa berbagai suku, bahasa, dan budaya yang beragam dalam Bhineka Tunggal Ika.

"Seni dan budaya bukan hanya tontonan, tetapi juga mengandung pesan tuntunan hidup untuk selau mengingat keagungan Allah, mengajak Amar Ma'ruf Nahi Mungkar, menghaluskan rasa, memperkuat toleransi, moderasi menjaga keharmonisan serta memperkuat sistem sosial dalamm masyarakat kita nusantara," kata Presiden Jokowi.

Erick Thohir barangkali adalah orang yang paling bersuka cita malam itu. Sebagai Ketua Pengarah (SC) di Harlah Seabad NU, Erick telah menyiapkan sembilan program kegiatan hingga pada hari puncak seabad NU pada 7 Februari 2023 mendatang.

Dari jumlah itu, empat kegiatan sudah terlaksana, yakni  NU Women Festival pada 15 Oktober 2022 di Jakarta, Religion 20 (R20) pada 1-4 November 2022 di Nusa Dua, Bali, NU Tech pada 19 Desember 2022 di Malang, dan Festival  Tradisi Islam Nusantara di Banyuwangi.

Sedangkan lima lainnya, kata Erick, yaki Porseni NU pada 14-21 Januari 2023 di Stadion Sriwedari, Solo, NU Festival 2023 pada 20-23 Januari 2023 di Jakarta, Anugerah Tokoh An Nahdlah pada 31 Januari 2023 di Jakarta, dan Muktamar Internasional Fiqih Peradaban di awal Februari 2023, serta Puncak Peringatan Satu Abad NU pada 7 Februari 2023 di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo.

Bagi Erick, Festival Tradisi Islam Nusantara sebagai wujud kiprah NU tidak hanya menyebarkan ajaran Islam, tapi juga untuk membangun peradaban, termasuk dengan jalan  memperkuat kebudayaan bangsa. "Kiprah NU tidak hanya menyebarkan ajaran islam tetapi juga membangun peradaban termasuk dengan jalan kebudayaan," kata Erick. 

Dia berharap kegiatan ini dapat menjadi suluh bagi generasi penerus NU kini dan nanti, sekaligus menjadi penuntun peradaban menuju kemaslahatan serta kesejahteraan rakyat Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement