REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci di Arab Saudi bekerja sama dengan lembaga pemerintah lain yang bekerja di Masjidil Haram menerapkan rencana darurat menangani curah hujan di Masjidil Haram. Langkah ini dilakukan di tengah persiapan awal untuk memastikan keselamatan dan keamanan pengunjung Masjidil Haram.
Kepresidenan yang diwakili oleh Badan Pencapaian Jasa dan Lingkungan mempekerjakan lebih dari 200 pengawas dan pemerhati, 4.000 pekerja, dan lebih dari 500 peralatan untuk menghadapi kondisi hujan di Masjidil Haram saat ini.
Kepresidenan menjelaskan berbagai lokasi dan pintu keluar masjid disiapkan pascahujan. Upaya akan digiatkan untuk menghilangkan dampak hujan guna menjamin keselamatan pengunjung Masjidil Haram dan menjalankan ibadahnya dengan mudah.
Para pemangku kepentingan juga mendistribusikan pompa air dan peralatan binatu di dalam dan di luar masjid untuk berkontribusi secara aktif dalam proses pengeringan dan mengintensifkan persiapan menghadapi keadaan darurat.
Beberapa hari ini wilayah Arab Saudi terus menerus diguyur hujan, termasuk Makkah, Jeddah, Rabigh, dan Khulais. Pembelajaran tatap muka di sekolah-sekolah pun ditangguhkan dan beralih secara daring, ketika Pusat Meteorologi Nasional (NCM) memperingatkan kondisi cuaca hujan akan terus mengguyur wilayah tersebut.