REPUBLIKA.CO.ID, PARIS–Pengurus Masjid Agung Paris mengajukan keluhan terhadap seorang penulis Prancis Michel Houellebecq atas pernyataan Islamofobianya yang diumumkan pada Kamis (29/12/2022).
Pernyataan itu keluar dalam 'percakapan panjang' antara Houellebecq dan penulis lain, Michel Onfray yang diterbitkan di Majalah Front Populaire pada November.
Dilansir dari The Muslim News, Jumat (30/12/2022), dalam artikel tersebut, Houellebecq mengatakan bahwa orang-orang di Prancis 'mempersenjatai diri' dan dapat menyerang bangunan Muslim ketika seluruh wilayah berada di bawah kendali Islam.
“Orang-orang mempersenjatai diri. Mereka menyediakan senapan dan mengikuti kursus menembak. Saya pikir tindakan perlawanan akan terjadi ketika seluruh wilayah berada di bawah kendali Islam. Penyerangan dan penembakan akan dilakukan di masjid-masjid, kedai kopi yang paling banyak dikunjungi oleh umat Islam, nah, Bataclan sebaliknya,” ujarnya.
Bagi pengurus Masjid Agung Paris, pernyataan singkat ini tidak dapat diterima dan sangat brutal. “Mereka tidak berusaha menjelaskan debat publik apa pun, tetapi membangkitkan retorika dan tindakan diskriminatif,” jelas pengurus masjid dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan tersebut mencatat bahwa meskipun mengkritik agama diizinkan dalam masyarakat demokratis, komentar dalam artikel tersebut menyerukan untuk menolak dan mengecualikan komponen Muslim secara keseluruhan.
“Dalam keadaan seperti ini, Masjid Agung Paris telah memutuskan untuk mengajukan keluhan terhadap pernyataan yang dianggap sebagai tindakan yang memicu kebencian terhadap umat Islam,” katanya pengurus masjid. Serangan Islamofobia di Prancis meningkat.
Pada 2020 lalu tercatat sebesar 53 persen dan beberapa orang melihat ini sebagai akibat dari komentarnya yang berapi-api terhadap Muslim dan kebijakan anti-Islamnya.
Ini termasuk penutupan 22 masjid di seluruh Prancis, dalam 18 bulan terakhir dan usulan larangan jilbab yang dikenakan oleh anak di bawah umur.