Jumat 30 Dec 2022 09:08 WIB

Rumah Zakat Targetkan 2,5 Juta Penerima Manfaat pada 2023

Rumah Zakat menaikkan target penerima manfaat pada 2023.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agung Sasongko
Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi (kiri) bersama Chief Executive Officer Rumah Zakat sebelumnya Nur Efendi (kedua kiri) dan Chief Executive Officer Rumah Zakat Irvan Nugraha (ketiga kiri) saat kunjungan ke Kantor Republika di Jakarta, Kamis (29/12/2022). Kunjungan tersebut sebagai ajang silaturahim, memperkenalkan struktur baru Rumah Zakat dan diskusi mengenai kondisi zakat di tanah air. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi (kiri) bersama Chief Executive Officer Rumah Zakat sebelumnya Nur Efendi (kedua kiri) dan Chief Executive Officer Rumah Zakat Irvan Nugraha (ketiga kiri) saat kunjungan ke Kantor Republika di Jakarta, Kamis (29/12/2022). Kunjungan tersebut sebagai ajang silaturahim, memperkenalkan struktur baru Rumah Zakat dan diskusi mengenai kondisi zakat di tanah air. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Rumah Zakat menaikkan target penerima manfaat pada 2023 di tengah munculnya isu resesi ekonomi pada tahun tersebut. Board of Trustee Rumah Zakat Nur Efendi menyampaikan, target penerima manfaat pada 2023 sebanyak 2,5 juta.

Target tersebut naik signifikan jika dibandingkan target 2022 sebanyak 1,5 juta penerima manfaat. "Tidak turun (targetnya), justru kita naikkan. Tentu kami optimis dan bisa," tutur dia dalam kunjungannya ke kantor Republika, Kamis (29/12).

Baca Juga

Menurut Nur, lembaga filantropi justru harus hadir dan memberikan lebih banyak manfaat kepada mereka yang terdampak. "Agar dirasakan kehadirannya. Apalagi di Ramadhan tahun depan di kuartai pertama. Semoga bisa lebih banyak melibatkan banyak orang dan membantu banyak orang," kata dia.

Nur juga mengungkapkan, di tahun depan isu yang perlu diantisipasi adalah terkait tahun politik menjelang Pemilu 2024. Dia menekankan, ini justru adalah momentum bagi lembaga zakat untuk membuktikan independensinya. Ia juga mengingatkan bahwa lembaga filantropi selain harus independen, juga inklusif.

"Tidak berpihak ke kelompok tertentu, tetapi inklusif dan independen. Ini harus dijaga. Karena ini bagian dari amanah dan juga diatur dalam kode etik amil, bahwa amil lembaga zakat tidak boleh terlibat atau mendukung salah satu partai politik," kata dia.

Nur menyadari, lembaga filantropi di tahun politik ini memang agak rentan. Karena itu, lembaga zakat cukup berfokus pada pelayanan masyarakat. "Lembaga zakat harus hadir sebagai bagian dari solusi problematika di masyarakat dan turut serta dalam upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia," ujarnya.

Rumah Zakat pada 2023 telah menyiapkan strategi agar kontribusi zakat untuk pembangunan nasional semakin tumbuh pada 2023. "Perlu mengatur ulang strategi lembaga zakat," kata Nur.

Dia menuturkan, stretegi pertama yang diperlukan adalah mencari segmen donatur atau sektor-sektor yang tidak terdampak dari resesi. Kedua, pengelolaan zakat harus lebih efektif dan efisien. Ketiga, program-program lembaga zakat harus relevan dengan isu dampak resesi ekonomi.

"Dengan begitu, kita hadir sebagai lembaga zakat yang menjadi bagian dari solusi atas dampak resesi ekonomi. Jadi tiga ini perlu dimasukkan dalam strategi 2023," ucapnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement