Sabtu 17 Dec 2022 05:47 WIB

Eks Marinir yang Berniat Mengebom Masjid Tak Kuasa Bendung Hidayah, Ia pun Bersyahadat

Eks Marinir Amerika Serikat masuk Islam setelah sebelumnya benci agama ini

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Richard Mike McKinney, eks Marinir Amerika Serikat masuk Islam setelah sebelumnya benci agama ini
Foto:

Dengan mengendarai mobil, lelaki bertubuh tegap itu langsung menuju Islamic Center of Muncie. Tujuannya adalah mengebom masjid tersebut sekaligus menghabisi seluruh Muslim di sana.

Murka sebesar itu ternyata dipicu persoalan sepele. Satu hari sebelumnya, Mike melihat putri kesayangannya, Emily, pulang dari sekolah.

Segalanya tampak biasa-biasa saja, hingga ketika anak perempuannya itu menuturkan kisah yang cukup menarik. Emily bercerita, dirinya suatu hari diajak untuk datang ke rumah seorang kawannya. Sesampainya di sana, tampaklah ibu temannya itu mengenakan niqab.

"Jadi, mereka adalah orang Muslim?" tanya Mike dengan nada tinggi. "Entahlah, tapi mereka ramah dan baik padaku," jawab Emily singkat. Berkali-kali, Mike memperingati anak perempuannya itu untuk tidak lagi dekat dengan kawannya tersebut. Tentu saja Emily heran.

Bagaimana menghakimi seseorang dari busana yang mereka pakai? Kalaupun mereka beragama Islam, lantas apa masalahnya? Hingga malam hari, Mike tidak bisa tidur. Ia merasa cemas kalau putrinya akan dipengaruhi orang-orang asing itu. Mimpi buruk terbesarnya adalah suatu hari Emily akan menjadi Muslim.

Itulah yang mendorongnya untuk mempersiapkan bom rumahan, untuk kemudian diledakkan di tengah jamaah Islamic Center Muncie. Persiapan dilakukannya dengan rapi. Mantan marinir ini seolah-olah hendak berangkat ke medan pertempuran.

Tibalah ia di masjid tersebut. Siang itu, tempat ibadah Muslimin ini tampak cukup ramai. Beberapa jamaah masih berada di sana, sesudah menunaikan shalat Jumat. Beberapa orang melihat Mike turun dari mobil dengan memakai jas tebal dan ikat kepala.

Untuk sesaat, di pikiran Mike terlintas kata-kata putrinya: Setiap orang tidak dilahirkan dengan prasangka, rasialisme, atau kebencian. Karena itu, ia sempat mengurungkan niatnya untuk langsung melempari masjid ini dengan bom buatan.

Baca juga: Pernah Benci Islam hingga Pukul Seorang Muslim, Mualaf Eduardo Akhirnya Bersyahadat 

Tidak ingin kedatangannya sia-sia, Mike memilih untuk memasuki bangunan Islamic center ini. Mulanya, ia merasa aneh.

Pemandangan setempat tampak biasa saja. Tidak ada di sana, umpamanya, spanduk-spanduk semboyan anti-Amerika atau dukungan pada Alqaidah seperti yang selama ini dibayangkannya.

Di dalam masjid itu, ia berdiri saja. Dirinya sedikit gugup karena merasa sebagai satu-satunya non-Muslim di sana.

Beberapa lama kemudian, seorang jamaah menghampirinya dan berkata, "Apakah ada yang bisa saya bantu?" Tidak tahu harus menjawab apa, Mike pun menyahut, "Saya ke sini karena ingin tahu tentang Islam."

Inilah yang mengawali momen kesadarannya. Oleh jamaah tersebut, Mike dipersilakan untuk duduk dan menunggu. Beberapa saat kemudian, lelaki itu datang dengan seorang dai yang biasa mengimami sholat jamaah di masjid tersebut.

Terjadilah dialog di antara keduanya. Imam itu mempersilakan Mike untuk menyampaikan pertanyaan atau tanggapannya mengenai Islam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement