Jumat 16 Dec 2022 18:00 WIB

Sukses Sejati

Ada tiga hal yang menjadi ukuran kesuksesan sejati.

Ilustrasi sosok sukses.
Foto: Www.freepik.com
Ilustrasi sosok sukses.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Arief Mahmudi

Sering kali orang menilai kesuksesan hidup hanya dari ukuran fisik dan materi. Banyak orang merasa sukses bila telah menjadi kaya, terpandang, atau punya jabatan tinggi. Namun, benarkah hal-hal tersebut menjadi indikator kesuksesan yang sesungguhnya?

Baca Juga

Untuk menjawab pertanyaan di atas, diperlukan pemahaman yang benar terhadap makna sukses. Makna sukses tidak boleh dipersempit menjadi hanya sebatas pencapaian hal-hal duniawi. Islam sebagai agama rahmatan lil 'alamin sesungguhnya telah memberikan bimbingan kepada kita untuk mencapai kesuksesan yang sejati.

Ada tiga hal yang menjadi ukuran kesuksesan sejati. Pertama, bermanfaat bagi orang lain. Rasulullah SAW bersabda, ''Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.'' (HR Muslim).

Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia yang paling banyak memberikan manfaat akan disenangi oleh banyak orang. Bila orang-orang sudah senang kepada kita karena manfaat yang kita tebarkan pada mereka, hati kita pun akan senang dan bahagia. Secara pribadi, kita merasa puas. Dan, di mata orang lain, kita dinilai baik. Di sisi Allah, kita mendapatkan penghargaan yang tinggi seperti tersebut dalam hadits di atas: sebaik-baik manusia.

Kedua, keseimbangan hidup. Allah SWT berfirman, ''Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, dan janganlah kamu lupakan bagianmu dari kenikmatan duniawi....'' (QS Alqashash [28]: 77). Ayat ini menerangkan kepada manusia agar menjaga keseimbangan (tawazun) dalam kehidupan. Tujuannya, tak lain agar tercapai kebaikan hidup bagi kita dan terpenuhinya hak-hak orang lain dengan prinsip keseimbangan itu.

Ketiga, khusnul khatimah (akhir yang baik). Rasulullah SAW dalam sebuah doanya pernah meminta kepada Allah, ''Ya Allah, jadikanlah sebaik-baik umurku pada akhirnya, sebaik-baik amalku pada penutupnya, dan sebaik-baik hari adalah hari ketika aku berjumpa dengan-Mu.''

Doa ini mengisyaratkan harapan Rasulullah untuk mendapatkan kebaikan pada saat-saat terakhir. Salah satunya adalah saat menutup hidup dan usianya dalam keadaan beriman, taat, dan beribadah kepada Allah.

Semoga ketiga hal di atas dapat senantiasa kita upayakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga kita bisa menjadi manusia yang meraih kesuksesan sejati. Insya Allah.

 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement