Sedangkan di Pasar Souq Waqif, tempat ribuan penggemar berkumpul setiap hari, buku dan pamflet gratis ditinggalkan di salah satu gang dengan tulisan: "Jika Anda mencari kebahagiaan. Anda akan menemukannya dalam Islam," katanya.
Dekat Souq, Pusat Kebudayaan Islam Sheikh Abdulla bin Zaid buka 12 jam sehari untuk wisata. Beberapa pemimpin Muslim di Qatar telah menyerukan upaya untuk mengubah penggemar sepak bola yang berkunjung ke Islam.
Sultan bin Ibrahim Al Hashemi, seorang profesor hukum syariah di Universitas Qatar yang mengepalai stasiun radio Voice of Islam mengatakan Piala Dunia harus digunakan untuk menemukan mualaf baru serta melawan Islamofobia.
"Jika saya menemukan kesempatan, saya akan menawari mereka Islam dengan mudah dan anggun, dan jika saya tidak menemukan kesempatan, saya akan memberi tahu mereka bahwa Anda adalah tamu kami dan saudara kami dalam kemanusiaan," kata Sultan.
Namun dia juga menekankan bahwa Islam tidak menerima konversi melalui paksaan.
Unggahan media sosial mengklaim bahwa ratusan penggemar telah berpindah keyakinan, tetapi layanan pengecekan fakta AFP menunjukkan bahwa klaim tersebut palsu.
Seorang pejabat di kementerian wakaf keagamaan Qatar mengatakan kepada AFP bahwa tujuan negara bukanlah jumlah orang yang masuk Islam, melainkan jumlah orang yang mengubah pendapat mereka tentangnya.
Fans mengatakan mereka menganggap ide konversi di Piala Dunia tidak masuk akal.
“Ini kesempatan bagus untuk belajar lebih banyak tentang Islam,” kata Petr Lulic, warga Kroasia berusia 21 tahun di Qatar bersama keluarganya.
"Tapi tidak ada yang memeluk agama baru selama turnamen sepak bola, " tambahnya.