Senin 05 Dec 2022 16:15 WIB

Ikhtiar Panjang 26 Tahun, Masjid Indonesia Pertama Berdiri di Inggris

Mimpi 26 tahun akhirnya masjid Indonesia menjadi kenyataan di Inggris

Rep: rilis dsari London/ Red: Muhammad Subarkah
Warga Indonesia di London berdiri di masjid yang mereka beli dari bangunan bekas gereja.
Foto:

Hingga pertengahan 2022, panitia memiliki dana sekitar £1,7 juta. Pencarian bangunan untuk menjadi masjid Indonesia pun makin intens. Ada beberapa bangunan yang diincar, tetapi pembelian gagal dituntaskan karena kalah penawaran. “Memang tidak mudah dan banyak liku-likunya. Alhamdulillah kami akhirnya bisa mendapatkan masjid yang di Neasden ini,” kata Berry Natalegawa, anggota panitia yang bertanggung untuk mendapatkan properti.

Ia menjelaskan bangunan yang akhirnya dibeli ini sangat ideal. “Bangunan sudah memiliki izin untuk menjadi pusat kegiatan keagamaan, tidak jauh dari pusat kota, dan mudah dijangkau dengan moda transportasi oleh masyarakat yang tersebar di berbagai penjuru di Kota London,” kata Berry.

Pada akhir November 2022, beberapa pengurus yayasan IIC menandatangani dokumen jual beli bangunan senilai £1,44 juta atau sekitar Rp27,2 miliar. “Masih ada dana sekitar £350.000 di kas kami, yang akan dimanfaatkan untuk merenovasi, sehingga nantinya terlihat dan terasa seperti masjid yang sebenarnya,” kata Eko Kurniawan.

Ia menambahkan pembelian properti ini bukan akhir dari satu proses panjang. “Kami ingin, masjid ini bisa bersama-sama dimakmurkan. Kita hidupkan masjid ini dengan dakwah Islam. Kita agungkan asma Allah di dalamnya. Kita ajari anak-anak kita mengaji dan membaca Alquran,” kata Eko. Ketua yayasan IIC Memet Hasan menambahkan, “Kami ingin masjid ini menjadi representasi Muslim Indonesia yang teduh, yang moderat di kota kosmolitan seperti London.” 

Acara syukuran juga dihadiri oleh Duta Besar Indonesia untuk Inggris Raya, Republik Irlandia, dan Organisasi Maritim Internasional, Desra Percaya, yang terlibat penuh dalam proses pendirian masjid sejak menjabat sebagai orang nomor satu di perwakilan RI di London. 

Dalam sambutannya, Desra memberikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada IIC, panitia pembangunan masjid, dan seluruh warga Indonesia di Inggris yang bekerja bersama-sama dengan ikhlas dan sabar. “Pada akhirnya kesabaran ini memberikan hasil yang menggembirakan dengan berdirinya masjid Indonesia pertama di London,” kata Desra. Ia juga mengingatkan kepada IIC untuk membuat tata kelola yang baik agar masjid ini dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk kepentingan umat. 

Bagi warga London, Elvi Ibrahim, momen syukuran patut dirayakan karena menandai kerja keras masyarakat Indonesia sejak tahun 1990-an. “Saat itu, kami dan beberapa warga Indonesia lain memulai penggalangan dana untuk mendirikan masjid Indonesia. Perjalanan yang sungguh panjang. Hampir 30 tahun, yang berawal dari penggalangan dana kecil-kecilan pada satu bulan Ramadan saat salat Tarawih pada 1990-an. Alhamdulillah sekarang bisa terwujud,” kata Elvi.

Pembenahan langsung dilakukan begitu kunci gedung didapat menyusul serah terima kontrak jual beli pada akhir November. Yang tampak mencolok tentu saja bangunan bercat putih di ujung Clifford Way, North London, yang kosong selama beberapa tahun terakhir, yang seperti tidak berpenghuni, terlihat jauh lebih semarak. Lampu terang menyala pada malam hari dan terdengar suara azan dari aula utama. 

Jumlah masjid di London bertambah satu pada bulan Desember dan masjid tersebut hasil perjuangan panjang warga Indonesia selama hampir tiga dasawarsa.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement