Rabu 23 Nov 2022 18:57 WIB

Mengapa Allah SWT Berikan Musibah Bencana Gempa Bumi?

Musibah gempa bumi merupakan ujian dari Allah SWT untuk umat manusia

 Dua siswa sekolah berjalan melewati pesantren mereka yang runtuh akibat gempa bermagnitudo 5,6, di Cianjur, Rabu (23/11/2022). Gempa berkekuatan 5,6 melanda barat daya Kabupaten Cianjur di Provinsi Jawa Barat pada 21 November, menewaskan 103 orang, menurut laporan tersebut. Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia .
Foto:

Lalu, perlu diketahui, bahwa Allah SWT tidak akan menghancurkan kelompok masyarakat tertentu hanya karena membangkang terhadap Allah. Hancurnya tatanan masyarakat adalah imbas dari perilaku buruk terhadap manusia lain atau alam. Firman Allah SWT: 

وَمَا كَانَ رَبُّكَ لِيُهْلِكَ الْقُرٰى بِظُلْمٍ وَّاَهْلُهَا مُصْلِحُوْنَ “Tuhanmu tidak akan membinasakan negeri-negeri secara zalim sedangkan penduduknya berbuat kebaikan.” (QS Hud ayat 117)

Fakhruddin al-Razy menafsirkan ayat di atas dengan tafsir yang menakjubkan. Menurutnya Allah SWT tidak akan memporak-porandakan masyarakat "hanya" karena menyekutukan Allah, dengan syarat mereka berperilaku (bermuamalah) dengan baik terhadap sesama (manusia dan alam). Sebab itu, sungguh azab Allah SWT yang menghancurkan tidak akan turun hanya karena masyarakatnya berkeyakinan musyrik dan kafir. 

Bahkan, Allah SWT menurunkan azab disebabkan jika satu masyarakat berbuat buruk dalam bergaul (bermuamalah) terhadap manusia lain dan alam. 

Al-Razy juga menambahkan bahwa azab yang turun ke kaum Nabi Nuh, Hud, Saleh, Luth, dan Syuaib karena mereka berbuat semena-mena kepada manusia lain dan ciptaan Allah SWT. (Fakhruddin al-Razy, Mafatihul Ghaib, juz 18 hlm. 410).

Penjelasan al-Razy ini cukup logis dan masuk akal. Bila dipikirkan, bukankah gempa bumi adalah fenomena alam "biasa" yang berada di luar kendali manusia, dapat terjadi kapan saja, sama seperti terbitnya matahari dari Timur dan tenggelam di arah Barat setiap harinya?

Apa yang bisa kita kendalikan adalah dampak dari fenomena gempa tersebut. Andai saja kita memiliki komunikasi yang baik dengan pemerintah dan lembaga penanggulangan bencana terkait, tentu dampak kehancuran gempa dapat diredam.

Sebab itu, tugas kita semua, terutama pemerintah sebagai pihak yang berwenang untuk meningkatkan kesadaran akan penanggulangan bencana. Demi meminimalkan korban yang berjatuhan.  

Bila penanggulangan ini dikomunikasikan, disosialisasikan dengan baik oleh pemerintah dan badan-badan penanggulangan bencana yang berwenang, tentu dampak dari gempa bumi tidak akan terlalu mengerikan.  

Misalnya dengan mengedukasi masyarakat tentang bangunan tahan gempa, bagaimana menyelamatkan diri ketika gempa, apa yang harus dilakukan, adanya alarm yang langsung berbunyi di daerah rawan gempa dan lain sebagainya.

Ingat, seperti firman Allah SWT di atas, kehancuran masyarakat adalah karena masyarakatnya yang tidak mampu bermuamalah dengan baik.

Dari uraian di atas, setidaknya ada tiga hikmah yang bisa kita petik terkait dengan gempa bumi:

Pertama, gempa bumi atau bencana lainnya merupakan tanda kasih sayang Allah SWT kepada hambanya yang beriman karena bencana tersebut merupakan proses pemurnian, pembersihan diri dari kotoran-kotoran yang tidak tampak untuk menjadi seorang hamba yang lebih baik.

Kedua, ujian berupa bencana tidak hanya diperuntukkan bagi mereka yang terdampak, melainkan juga kepada mereka yang tidak terdampak. Allah menguji kita semua, apakah sebagai orang yang beriman, kita sanggup menyisihkan sebagian harta untuk menolong mereka yang membutuhkan.

Ketiga, komunikasi (muamalah) yang baik antara pihak berwenang (pemerintah dan lembaga penanggulangan bencana) dengan masyarakat harus ditingkatkan demi meminimalkan dampak kehancuran yang ditimbulkan gempa.

 

 

Sumber: MUI     

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement