REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA – Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo mengatakan Muhammadiyah ‘Aisyiyah diharapkan terus menyebarkan Islam yang berkemajuan, penuh nilai toleransi, menjaga persatuan, menjaga persaudaraan dan perdamaian sesuai dengan ajaran Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Hal itu dilakukan dengan terus menggiatkan pelayanannya yang selama ini telah diberikan kepada bangsa melalui pendidikan, pelayanan sosial dan kesehatan, hingga pemberdayaan ekonomi.
“Saya mengharapkan bantuan bapak ibu semuanya, selain habluminallah juga habluminannas, juga perlu diperkuat habluminalalam, yang menekankan pentingnya pelestarian alam dan juga pelestarian lingkungan,” kata Presiden ketika membuka gelaran Muktamar Muhammadiyah ‘Aisyiyah ke-48 di Stadion Manahan Solo, Sabtu (19/11).
Melalui kerja bersama, Presiden meyakini Indonesia akan mampu tumbuh maju di tengah gambaran dunia yang suram. “Dengan dukungan keluarga besar Muhammadiyah ‘Aisyiyah, Indonesia bisa menjadi titik terang di tengah dunia yang muram, Indonesia laksana sang surya yang menerangi dunia,” katanya. “Semoga Allah swt meridhoi bangsa Indonesia. Selamat bermuktamar,” tutup Presiden.
Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan PusatAisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini, dalam sambutannya menyataka kini setelah satu abad gerakan Aisyiyah memang menghadapi tantangan dan permasalahan yang semakin kompleks dalam kehidupan kemasyarakatan, keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan universal. Dalam menghadapi tantangan dan permasalahan tersebut penting bagi Aisyiyah untuk merefleksikan posisi dan peran Aisyiyah sebagai gerakan perempuan Islam berkemajuan dengan menyiapkan pemikiran-pemikiran dan agenda strategis organisasi yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan.
"Aisyiyah akan terus memperkokoh dan memperluas radius kiprah dakwah yang makin dinamis dan progresif yang diperankan oleh seluruh warga, kader, dan pimpinan Aisyiyah. Aisyiyah memilili modal rohaniah keagamaan, sosial, dan kesejarahan yang kokoh dalam mendinamisasi gerakan dan kepemimpinannya Islam yang wasathiyah berkemajuan,'' katanya.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, dalam pidato pembukaannya juga menyatakan hal senada. Menurutnya, kini dan ke depan perjuangan Indonesia semakin tidak ringan. Indonesia menghadapi arus globalisasi, modernisasi abad 21, revolusi teknologi informasi, serta perkembangan geoekonomi-politik global yang sangat dinamis dengan segala masalah dan tantangannya. Bersamaan dengan itu, secara domestik Indonesia juga mengalami dinamika baru liberalisasi politik, ekonomi, dan budaya pasca reformasi dengan berbagai dampaknya yang kompleks.
"Muhammadiyah meyakini bahwa Indonesia sejatinya dapat menjadi negara yang maju, adil, dan makmur. Muhammadiyah percaya Indonesia dapat menyelesaikan masalah-masalah dan tantangan berat yang dihadapinya. Optimisme ini lahir karena Indonesia memiliki sejumlah modal penting untuk menjadi negara besar seperti sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang potensial. Kuncinya mengurus Indonesia dengan baik dan benar, disertai perjuangan yang sungguh-sungguh dan kebersamaan dari semua pihak yakni pemerintah, warga negara, dan seluruh komponen bangsa,'' tegas Haedar Nashir.