Kamis 17 Nov 2022 17:25 WIB

Haedar: Visi World Peace Senada dengan Visi Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah

Visi World Peace Forum sejalan dengan visi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah'.

Suasana pertemuan World Peace Forum di Surakarta, (17/11/2022).
Foto: istimewa
Suasana pertemuan World Peace Forum di Surakarta, (17/11/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengharapkan para  tokoh yang menjadi peserta pertemuan World Peace Forum memberikan contoh kemuliaan persaudaraan antar umat manusia di dunia. Sehingga perababan umat manusia ke depan penuh dengan sikap saling menjaga keluruhan budi dan rahmat bagi alam semesta.

“Dalam kaitannya dengan kongres Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah tahun ini, kami berharap forum ini dapat melahirkan kemuliaan dan agenda strategis. Salah satu di antaranya untuk menguatkan persaudaraan antara muslim dengan berbagai agama dan kepercayaan sebagaimana juga dengan antar negara dan peradaban dalam semangat Islami yaitu rahmatan lil alamin,” kata Haedar Nashir, di Surakarta, (17/11/2022).

World Peace Forum, lanjut Haedar, adalah forum penting untuk meluaskan gaung pesan-pesan Islam pada level global yang diharapkan membawa pada jalan Islam Tengahan atau wasatiyat al-Islam.“Kami berkomitmen pada pesan wasatiyah Islam yang tidak hanya berhenti pada deklarasi, tetapi bisa direalisasikan dalam hidup sebenarnya penduduk muslim dan warga dunia,” kata Haedar.

Apalagi tantangan dunia hari ini, ungkap Haedhar, sudah begitu kompleks. Ini seperti suburnya kecurigaan, ujaran kebencian, permusuhan, konflik dan perang, kekerasan pada anak dan perempuan, ekstrimisme, kemiskinan hingga diskriminasi dalam lingkup domestik, regional, dan global.

Haedar pun berharap World Peace Forum dapat melahirkan rekomendasi bagi lahirnya dunia yang damai, adil, dan makmur disertai persaudaraan laki-laki dan perempuan dengan penuh penghargaan. Haedar lantas menegaskan bahwa hal itu adalah nilai-nilai otentik Islam yang terangkum dalam semangat Islam sebagai agama peradaban (Din al-Hadharah).

“Islam menentang kekerasan apapun bentuknya baik secara epistemik, fisik, maupun secara struktural. Islam adalah khoiru ummah, komunitas terbaik, dan bangsa terbaik,” ujarnya.

Tak kalah pelik, Haedar lantas menyebut bagaimana umat Islam hari ini dapat menghadirkan keteladanan (uswah hasanah) dan keberadaban dari nilai-nilai Islam otentik seperti rahmatan lil alamin. “Muslim harus jadi role model dalam sistem ini dan menguatkan persaudaraan antar umat manusia dengan penuh cinta dan solidaritas,” imbuhnya.

Maka, Haedar menegaskan bila Word Peace Forum harus mampu tersinkronisasi dengan Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Hal ini karena tema “Fraternity and the Middle Path for A Peacefull, Just, and Prospherous World” senada dengan tema Muktamar Muhammadiyah yang akan segera berlangsung di Solo, yakni “Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta”. 

“Agenda Muktamar Muhammadiyah saat ini salah satunya adalah mewujudkan Islam progresif. Visi Muhammadiyah di Muktamar ini adalah ingin meluaskan transformasi gerakan Islam modern yang menyediakan pusat-pusat keunggulan dalam berbagai sisi kehidupan pada level kehidupan nasional dan global,” pungkas Haedar.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement