Kamis 17 Nov 2022 17:05 WIB

Buya Anwar: Muhammadiyah Harus Kuatkan Budaya Ekonomi dan Bisnis

Hal ini dinilai terkait erat dengan masalah budaya dan mentalitas.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Ketua PP Muhammadiyah  Anwar Abbas. Buya Anwar: Muhammadiyah Harus Kuatkan Budaya Ekonomi dan Bisnis
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas. Buya Anwar: Muhammadiyah Harus Kuatkan Budaya Ekonomi dan Bisnis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammadiyah boleh dikatakan sudah maju dalam bidang pendidikan dan pelayanan sosial. Namun, Ketua PP Muhammadiyah Buya Anwar Abbas mengatakan dalam bidang ekonomi dan bisnis budaya tersebut belum begitu kuat. 

Dalam bidang pendidikan dan pelayanan sosial Muhammadiyah dapat dikatakan sukses. Hal ini terbukti dari besarnya jumlah amal usaha dalam kedua bidang tersebut. Baik berupa sekolah,  perguruan tinggi, rumah sakit, klinik,  panti asuhan, serta jaringan Lazismu dalam bidang filantropi.

Baca Juga

"Tetapi dalam bidang ekonomi dan bisnis Muhammadiyah tampak belum begitu menonjol meskipun dalam sektor keuangan muhammadiyah punya beberapa amal usaha berupa BPRS dan BTM (Baitut Tamwil Muhammadiyah) serta dalam sektor riil Muhammadiyah punya beberapa buah hotel, pompa bensin, ladang sawit, taman rekreasi, dan lainnnya namun ukurannya masih terbilang kecil," kata Buya dalam rilis yang diterima Republika, Kamis (17/11/2022).

Oleh karena itu, kata dia, mengingat strategisnya arti dan makna dari bidang ekonomi dan bisnis tersebut bagi masa depan Muhammadiyah, maka dalam Muktamar ke-47 di Makassar tahun 2015 Muhammadiyah telah memancangkan pilar ketiga yang harus bisa menyangga perjuangan Muhammadiyah. Yakni pilar ekonomi dan bisnis disamping pilar pendidikan dan pelayanan kesehatan yang sudah ada.

Untuk itu, menurut Buya selama periode 2015-2020/2022, berbagai usaha dan upaya sudah dilakukan tapi tampak belum begitu berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini dinilai terkait erat dengan masalah budaya dan mentalitas. Mentalitas yang dominan di Muhammadiyah, kata Buya, adalah mentalitas pegawai belum menjadi mentalitas pengusaha

"Oleh karena itu tugas berat yang  terpikul di pundak pimpinan Muhammadiyah masa depan yaitu bagaimana mereka bisa menghijrahkan budaya dan mentalitas dari sebagian pengurus dan warganya," ungkap dia.

Dia melanjutkan, apabila ini bisa terjadi maka keinginan Muhammadiyah untuk membangun peradaban yang diinginkannya tentu akan semakin mudah karena dia memiliki kekuatan finansial  yang kuat untuk menopang maksud dan tujuannya tersebut. Dia berhadap melalui Muktamar ke-48 ini Muhammadiyah akan bisa lebih serius lagi dalam membangun dan  mengembangkan pilar ketiga yang sudah diusungnya tujuh tahun yang lalu tersebut sehingga diharapkan  Muhammadiyah masa depan jauh lebih baik dalam segala hal dari Muhammadiyah hari ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement