REPUBLIKA.CO.ID, SOLO–World Peace Forum (WPF) 8 resmi digelar hari ini di Hotel Sunan,Solo, Jawa Tengah, Kamis (17/11/2022) pagi. Sebanyak 70 peserta lintas agama dari 20 negara akan berdiskusi dan mencari solusi hingga Jumat (18/11/2022) besok perihal persaudaraan antar umat manusia dan dunia yang damai.
Dalam sambutannya, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir mengucapkan selamat datang kepada para tokoh WPF. Pihaknya juga berharap acara ini dapat menguatkan persaudaraan antar umat.
“Dalam kaitannya dengan kongres Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah tahun ini, kami berharap forum ini dapat melahirkan kemuliaan dan agenda strategis untuk menguatkan persaudaraan antara muslim dengan berbagai agama dan kepercayaan sebagaimana juga dengan antar negara dan peradaban dalam semangat Islami yaitu rahmatan lil alamin,” kata Haedar, Kamis (17/11/2022).
Menurut Haedar WPF adalah suatu forum yang penting, khususnya untuk meluaskan gaung pesan-pesan Islam pada level global. Harapannya hal tersebut akan membawa pada jalan Islam Tengahan atau wasathiyah al-Islam.
“Kami berkomitmen pada pesan wasathiyah Islam yang tidak hanya berhenti pada deklarasi, tetapi bisa direalisasikan dalam hidup sebenarnya penduduk muslim dan warga dunia,” kata Haedar.
Apalagi tantangan dunia hari ini kata dia begitu kompleks seperti suburnya kecurigaan, ujaran kebencian, permusuhan, konflik dan perang, kekerasan pada anak dan perempuan, ekstrimisme, kemiskinan hingga diskriminasi dalam lingkup domestik, regional, dan global.
Kedua, Haedar berharap World Peace Forum dapat melahirkan rekomendasi bagi lahirnya dunia yang damai, adil, dan makmur disertai persaudaraan laki-laki dan perempuan dengan penuh penghargaan. Haedar lantas menegaskan bahwa hal itu adalah nilai-nilai otentik Islam yang terangkum dalam semangat Islam sebagai agama peradaban (Din al-Hadharah).
“Islam menentang kekerasan apapun bentuknya baik secara epistemik, fisik, maupun secara struktural. Islam adalah khoiru ummah, komunitas terbaik, dan bangsa terbaik,” ujarnya.
Tak kalah pelik, berbagai permasalah di atas juga terjadi di dunia Islam. Maka, Haedar menyebut bagaimana umat Islam hari ini dapat menghadirkan keteladanan (uswah hasanah) dan keberadaban dari nilai-nilai Islam otentik seperti rahmatan lil alamin.
“Muslim harus jadi role model dalam sistem ini dan menguatkan persaudaraan antar umat manusia dengan penuh cinta dan solidaritas,” imbuhnya.
Terakhir, Haedar mengatakan bahwa World Peace Forum tersinkronisasi dengan Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah karena tema 'Fraternity and the Middle Path for A Peaceful, Just, and Prosperous World' Senada dengan tema Muktamar, 'Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta'.
Haedar pun mengundang para tokoh dan peserta World Peace Forum untuk turut hadir dalam pembukaan Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. “Di antara agenda Muktamar adalah Islam progresif. Visi Muhammadiyah di Muktamar adalah meluaskan transformasi gerakan Islam modern yang menyediakan pusat-pusat keunggulan dalam berbagai sisi kehidupan pada level kehidupan nasional dan global. Muhammadiyah melanjutkan berjuang untuk Indonesia dan dunia Islam dengan menghadirkan kekuatan strategis di arena global,” pungkasnya.
(Co2 Muhammad Noor Alfian Choir)
Sambutan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam acara WPF ke-8, Kamis (17/11/2022).