REPUBLIKA.CO.ID, SOLO— Ketua Panitia Pusat (PP) Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah 2022, Marpuji Ali, mengatakan sidang tanwir yang mengagendakan pemilihan calon tetap Pimpinan Pusat Muhammadiyah 2022-2027, yang digelar di Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Jawa Tengah, pada Jumat (18/11/2022).
"Anggota tanwir itu, wakil-wakil wilayah Muhammadiyah se-Indonesia dan bahwa tanwir adalah permusyawaratan tertinggi di bawah muktamar," kata Marpuji Ali dalam taklimat media di Solo, Ahad (13/11/ 2022).
Marpuji mengatakan Muhammadiyah telah memberi contoh cara demokrasi yang baik melalui mekanisme pemilihan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang anggun.
"Muktamar itu, ada pergantian pimpinan. Tapi proses yang terjadi di Muhammadiyah ini, tidak ada bahasanya itu, adalah orang Muhammadiyah yang melamar, calon melamar itu tidak, tapi diajukan pertama kali oleh anggota Tanwir Muhammadiyah," katanya.
Menurut dia, kemudian dari calon-calon yang ada tersebut akan diteliti panitia pemilih dari sisi persyaratan-persyaratan yang seusai AD/ART Muhammadiyah.
Mereka yang memenuhi syarat disebut calon sementara. Mereka akan diberi kesempatan menyampaikan pernyataan bersedia atau tidak untuk dicalonkan.
"Kalau ada calon yang menyatakan tidak bersedia, secara otomatis tidak akan menjadi calon tetap. Semua proses pencalonan ini, sudah berjalan sejak 2019. Dan setelah terkumpul, diteliti tetapi muktamar diundur kemudian berhenti karena ada pandemi Covid-19," katanya.
Dia mengatakan calon tetap dipilih 39 orang. Dari 39 calon tetap akan dipilih 13 calon pimpinan. Urutan calon nomor 1 sampai 13 inilah yang disebut yang terpilih dalam muktamar.
Pada sidang Muktamar Muhammadiyah akan dilakukan di gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS, pada hari Sabtu (19/11/2022).
"Siapa ketua umumnya? Akan ditetapkan dari 13 calon terpilih dalam muktamar. Apakah mesti suara terbanyak? Tidak mesti. Yang penting kesepakatan 13 calon tetap ini," katanya.
Menurut dia, jika seperti tersebut semua memenuhi persyaratan pemilihan, bukan asal politik uang. Suasana pemilihan seperti ini, pemilihan yang anggun. Untuk melakukan rekayasa susah karena yang dipilih 13 orang.
Mengenai isu pemilihan umum, bagi Muhammadiyah, yang penting calon yang terpilih memenuhi persyaratan dan punya kapasitas. Tetapi, kalau tidak maka warga Indonesia harus berjuang keras dalam memilih pimpinan yang terbaik.