REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rapat temu perdana Lintas Komunitas Muslim Indonesia Tiongkok atau yang biasa dikenal sebagai LKMIT digelar bertepatan dengan hari sumpah pemuda pada 28 Oktober 2022 lalu.
Acara tersebut dihadiri oleh pengurus angkatan pertama organisasi, perwakilan komunitas-komunitas Muslim yang berada di Tiongkok serta pewakilan dari pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia Beijing (KBRI Beijing) dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Beijing (Kpw BI Beijing) selaku penggagas berdirinya organisasi.
Acara dimulai dengan pembukaan, mendengarkan lagu Indonesia Raya, dan pembacaan ayat suci Alquran, kemudian disusul laporan ketua umum pertama LKMIT, Surya Bagus Mahardika yang melaporkan kondisi terkini organisasi dan keadaan mahasiswa Muslim Indonesia yang berada di Tiongkok.
Tercatat dalam data LKMIT saat ini kurang lebih terdapat 15 komunitas Muslim Indonesia yang tersebar di berbagai wilayah di Tiongkok.
Nantinya dengan adanya organisasi ini diharapkan dapat mengefektifkan dan memudahkan fasilitasi untuk semua komunitas khususnya dalam pengadaan kajian-kajian keagamaan.
Dalam salah satu sambutan, pihak KBRI Beijing sekaligus melantik angkatan pertama pengurus LKMIT Yaya Sutarya menyampaikan rasa syukur dan selamat kepada semua pengurus.
“Akhirnya organisasi yang kami rencanakan selama tiga tahun terakhir dapat terwujud di hari ini, kami semuanya dan juga Bapak Duta Besar tentunya menyambut baik organisasi ini. Sebagai bentuk penyiaran agama Islam kita memang harus mempunyai sebuah forum tersendiri. Selanjutnya dengan mengucapkan Bismillahirahmanirahim saya melantik para pengurus yang sudah tersebut (dalam SK) dan meresmikan Lintas Komunitas Muslim Indonesia Tiongkok (LKMIT) ini,” kata dia dalam keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id, Sabtu (12/11/2022).
Sementara perwakilan dari pihak Kpw BI Beijing, Tutuk SH Cahyono, juga menyampaikan rasa syukur dan selamat kepada para pengurus sekaligus mengingatkan di organisasi ini bagaimana cara menyiarkan ajaran-ajaran Islam yang rahmatan lilalamin dan membangun persahabatan.
“Perkenalkanlah Islam yang ramah yang merangkul semuanya, sehingga organisasi ini bisa bermanfaat bagi kita dan sekitarnya, kemudian buatlah program kerja yang memperkuat Islam dan bisa menjangkau lembaga-lembaga Islam yang ada di Tiongkok, karena umat teladan tercipta dari keteladanan pula,” kata Tutuk.