REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menghadapi bencana hidrometereologi, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) melalui Baznas Tanggap Bencana (BTB) berupaya memperluas jangkauan layanan dengan membentuk Baznas Tanggap Bencana di seluruh provinsi. Pimpinan Baznas Saidah Sakwan menyampaikan, upaya tersebut guna mendukung kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi 2022-2023, sehingga Baznas dapat mengoptimalkan penyaluran dana zakat untuk mengurangi kemiskinan baru yang diakibatkan oleh kejadian bencana.
"Baznas Tanggap Bencana selama ini telah berperan aktif dalam program penanggulangan bencana di Indonesia baik saat tanggap darurat, pasca bencana, hingga pengurangan risiko bencana," ujarnya dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Kamis (10/11/2022).
Saidah menjelaskan, saat ini Baznas Tanggap Bencana telah tersebar di 28 provinsi dan 232 kabupaten/kota dengan total lebih dari 1.281 personel terdaftar. "Untuk itu, kami juga terus mengupayakan agar Baznas seluruh Indonesia membentuk Baznas Tanggap Bencana dalam rangka memperkuat pelayanan kemanusiaan dan kebencanaan di Indonesia," ujarnya.
Selain itu sebagai upaya mendukung pemerintah dalam penaggulangan bencana, Baznas Tanggap Bencana juga telah mengikuti Apel Kesiapsiagaan Nasional Menghadapi Bencana Hidrometeorologi Tahun 2022-2023 yang diselenggarakan oleh Kemenko PMK dan BNPB. "Apel kesiapsiagaan ini tentu menjadi hal yang penting bagi Baznas guna melakukan sinergi dengan berbagai pihak dalam penanganan bencana ke depan untuk kesejahteraan umat," ujar Saidah.
"Kami berharap, peran aktif Baznas Tanggap Bencana ini dapat memperkuat peran zakat untuk penanggulangan bencana yang terjadi di Indonesia," jelas Saidah.
Sementara itu dalam apel yang diselenggarakan di Buperta Pramuka Cibubur, Rabu (9/11/2022), Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan apel ini adalah wujud soliditas pemerintah dan semua penggiat daripada penanggulangan bencana. "Keterlibatan berbagai pihak dalam apel kesiapsiagaan ini menjadi bukti kolaborasi pentaheliks dalam penanggulangan bencana," ujarnya.
Apel kesiapasiagaan diikuti 2.500 personel gabungan dari unsur pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, perguruan tinggi, dan relawan kebencanaan. Selain itu juga ditampilkan berbagai macam alutsista yang dapat digunakan dalam penanganan bencana baik dalam masa pra bencana, tanggap darurat, dan pascabencana.