Sabtu 05 Nov 2022 02:55 WIB

Jelang Peresmian, Menteri PUPR Beri Evaluasi Soal Masjid Raya Syeikh Zayed Solo

Masjid Raya Syeikh Zayed Solo telah memasuki tahap finalisasi pengerjaan.

Rep: C02/ Red: Ani Nursalikah
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono usai meninjau pembangunan Masjid Raya Syeikh Zayed Solo.
Foto: Muhammad Noor Alfian
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono usai meninjau pembangunan Masjid Raya Syeikh Zayed Solo.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan Masjid Raya Syeikh Zayed Solo, Jawa Tengah telah memasuki tahap finalisasi pengerjaan. Dia pun memberikan beberapa catatan dalam kunjungannya, Jumat (4/11/2022).

Saat ini tahapan yang dilakukan terkait penyesuaian untuk mempersiapkan peresmian untuk masjid hadiah dari Pangeran Arab Mohammed bin Zayed Al-Nahyan untuk Presiden Joko Widodo tersebut. Sisa dua pekan menjelang peresmian, ia meninjau bagaimana persiapan dan kondisi masjid. 

Baca Juga

”Ini pembangunan gedung finalisasinya, masih ada fine tuning (penyelesaian). Ada beberapa hal yang perlu kita fine tuning,” kata Basuki usai peninjauan, Jumat (4/11/2022). 

Basuki memberikan beberapa evaluasi. Pertama adalah soal ornamen Asmaul Husna yang ukuran hurufnya dianggap terlalu kecil. ”Itu kurang besar. Nanti kita ganti yang lebih besar. Itu satu,” katanya.

Kemudian, Basuki menjelaskan poin lain yang menjadi perhatiannya yakni terkait penataan taman. Menurutnya, lahan yang digunakan sebagai area taman kurang luas. Ia juga menginstruksikan agar taman yang dibuat dalam KTT G20 diimitasi di Masjid Raya Syeikh Zayed. 

"Kami baru selesai merenovasi taman-taman di pulau Bali untuk KTT G20. Nah, ini bu Diana (Dirjen Cipta Karya) yang ngerjain, yang ngerjain teman-teman Cipta Karya juga. Saya minta diimitasi di sini. Lebih njembrung (rimbun) ya, jangan yang kayak gini. Tanaman, pohon-pohon yang mati-mati itu ganti,” katanya. 

Basuki mengatakan ada beberapa yang terkait kerapian. Seperti keadaan di beberapa bagian yang sudah cuil dan perlu perbaikan. 

”Ada juga pemasangan keramik yang kurang rapi, harus dirapikan,” ujarnya. 

Terkait tenggat waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan hal-hal tersebut, ia menilai 10 hari sudah bisa cukup. Setidaknya tiga hari sebelum peresmian hal tersebut bisa dikerjakan.

”Ya harus ngejar, tanggal 15 maksimal,” katanya. 

Basuki juga mengatakan hal yang masih menjadi catatan adalah lahan parkir. Menurutnya, Masjid Syeikh Zayed yang dapat menampung ribuan jamaah tersebut tidak memiliki lahan parkir yang memadai. "Saya sudah telepon Pangdam hari ini. Akan dirobohkan, 2.000 meter persegi,” katanya. 

Selain itu, lahan parkir yang digunakan yakni Kantor Detasemen Pembekalan Angkutan (Denbekang). Rencananya kantor tersebut akan dirubuhkan dan digunakan untuk lahan parkir Masjid Syeikh Zayed dan Islamic Center. 

”Sekarang gedungnya masih ada, tapi sudah tidak digunakan lagi. Tadi saya telepon ke Pangdam, beliau sudah ‘oke bos’, sudah sepakat. Hari ini atau besok sudah bisa dirubuhkan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement