REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG – Sekretaris Jenderal Rabithah Alam Islami atau Liga Muslim Dunia (MWL), Syekh Mohammed Al-Issa menekankan bahwa begitu banyak masalah di dunia saat ini yang dilatarbelakangi agama.
Karena itu, menurut dia, sudah saatnya para tokoh agama dunia melakukan aksi nyata untuk bersama-sama membangun perdamaian lewat Religion Twenty (R20) yang digelar di Bali pada 2-3 November 2022.
Dia mengatakan, forum R20 merupakan momen yang sangat penting untuk mewujudkan perdamaian secara nyata. Karena, menurut dia, selama ini dialog yang dilakukan masih berada dalam tataran konsep.
"Inilah saatnya bagaimana kita wujudkan dalam aksi nyata, di mana acara R20 ini bahkan sudah mendapatkan persetujuan dari Presiden Republik Indonesia sebagai Ketua Presidensi G20 untuk tahun ini," ujarnya saat konferensi pers di Grand Hyatt, Kawasan Wisata Nusa Dua Bali, Kabupaten Badung, Selasa (1/11/2022).
Tokoh Arab Saudi yang mendapatkan gelar doktor kehormatan dari Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang ini menjelaskan, dewasa ini memang banyak persoalan yang muncul dari akar agama.
Karena itu, muncullah pemikiran mengenai penyelenggaraan R20 sebagai upaya untuk dapat menghadirkan solusi atas persoalan tersebut dengan berakar dari agama.
"Dalam konsep itulah kemudian muncul pemikiran atau bagaimana menjadikan forum ini merupakan forum yang dapat menghadirkan solusi memetakan masalah-masalah yang terjadi, menguraikan akar-akar konflik yang berasal dari dari agama," ucap dia.
"Forum ini merupakan puncak yang dihadiri oleh tokoh dari berbagai agama dan klub bagi reaksi nyata untuk mengatasi atau solusi yang komprehensif terhadap berbagai persoalan yang terjadi," kata Syekh Al-Issa.
Forum ini mengusung harmoni agar antaragama saling menghargai, tidak saling mereduksi, serta mendorong upaya ini agar terjadi dialog yang dapat mengkristalisasi upaya perdamaian dunia. Atas nama Liga Muslim Dunia (MWL), dia pun menyampaikan pernghargaan setinggi-tingginya kepada NU atas kerja sama ini dan berharap kerja sama ini bersifat permanen.
“Dari Bali lah akan ada aksi nyata mewujudkan perdamaian antarpemeluk agama,” jelas dia.
Syekh Al-Issa juga menuturkan, forum R20 digelar dalam rangka untuk menjembatani konsep dialog tradisional yang berlangsung selama beberapa dekade tanpa mencapai tujuan yang diharapkan dalam membangun hubungan antarmanusia dan kerja sama kemanusiaan antara Timur dan Barat.
Selain itu, Forum R20 juga dilaksanakan dalam rangka untuk mencegah konsep atau inisiatif yang salah atau mencurigakan, ataupun yang menyebabkan bentrokan antara peradaban dan budaya.
“Di R20, terdapat konsep kemanusiaan yang mendalam dan bijaksana, kemanusiaan yang membangun hubungan yang diperlukan antara semua untuk kebaikan semua untuk membangun dialog antaragama, budaya, dan peradaban,” ujar dia.
Syekh Al-Issa juga menambahkan, sudah saatnya mengaplikasikan nilai-nilai kemanusiaan itu guna memberikan kontribusi yang besar bagi perdamaian dan keharmonisan di dunia dewasa ini.