REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Cendekiawan Islam Mesir dari Al Azhar Al Sharif, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan Dewan Tetua Muslim telah mengutuk penodaan Alquran oleh pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki. Pemukim Israel merobek dan membakar salinan Alquran di kota tua Al-Khalil di Tepi Barat Selatan pada Senin lalu dan memicu kemarahan warga Palestina dan Arab.
Al-Azhar mengecam teroris ekstremis dari entitas Zionis karena penistaan itu. Mereka menambahkan tindakan itu menunjukkan kebiadaban Zionis. Termasuk juga terorisme dan rasisme yang penuh kebencian di tengah kebisuan masyarakat internasional dan kegagalan untuk memainkan peran serius untuk warga dan dan tanah Palestina.
Al Azhar menegaskan Alquran akan tetap menjadi buku panduan bagi umat manusia, mengarahkannya pada nilai-nilai kebaikan, kebenaran dan keindahan. Ia menambahkan kesuciannya tidak akan dikompromikan oleh tindakan mereka yang mendorong intoleransi dan kebencian dan yang tangannya ternoda oleh darah orang Palestina yang tidak bersalah.
Mereka juga menambahkan kejahatan Zionis telah memicu kekerasan dan kebencian dan melanggar konvensi internasional. Sehingga menegaskan kembali perlunya persatuan Arab dan Muslim untuk melawan tindakan tersebut.
Dilansir dari Arab News, Kamis (13/10/2022), Dewan Tetua Muslim, yang dipimpin oleh Imam Besar Mesir Ahmed Al-Tayyeb mengatakan perilaku kasar merusak upaya perdamaian, keamanan dan stabilitas masyarakat, dan merusak nilai-nilai kemanusiaan.
Dewan menyerukan langkah-langkah efektif untuk mencegah serangan terhadap keyakinan agama. OKI juga menyebutnya sebagai tindakan provokasi.
Mereka menambahkan perbuatan itu adalah serangan terhadap keyakinan agama Muslim, dan pelanggaran nilai-nilai dan prinsip-prinsip hak asasi manusia yang akan mendorong ekstremisme, intoleransi dan kekerasan di seluruh dunia. OKI juga menekankan pentingnya mengkriminalisasi ketidakhormatan terhadap simbol-simbol agama untuk meneguhkan keharmonisan.