Jumat 07 Oct 2022 22:13 WIB

Mosi Debat Uighur di PBB yang Juga Ditolak Negara Muslim, Usaha Amerika, dan Kekecewaan

Sebanyak 19 negara menolak mosi debat soal Uighur di Dewan HAM PBB

Rep: Dwina Agustin,Zahrotul Oktaviani  / Red: Nashih Nashrullah
Logo PBB (ilustrasi)Sebanyak 19 negara menolak mosi debat soal Uighur di Dewan HAM PBB
Foto:

Direktur Layanan Internasional untuk Hak Asasi Manusia, Phil Lynch, menyebut catatan pemungutan suara memalukan. 

Para aktivis mengatakan kekalahan mosi terbatas seperti itu akan menghentikan pencarian penyelidikan sehingga akan menyulitkan untuk memasukkannya kembali ke dalam agenda. 

Utusan China telah memperingatkan sebelum pemungutan suara bahwa mosi tersebut akan menciptakan preseden untuk memeriksa catatan HAM negara lain. 

"Hari ini China menjadi target. Besok negara berkembang lainnya akan menjadi target," kata perwakilan China di PBB Chen Xu menegaskan perdebatan akan mengarah pada konfrontasi baru. 

Peristiwa itu menimbulkan dilema politik bagi banyak negara berkembang di dewan beranggotakan 47 orang yang enggan secara terbuka menentang China karena takut membahayakan investasi. 

Sedangkan negara  lain mungkin ingin menghindari pengawasan di masa depan oleh badan tersebut. 

Kantor HAM PBB pada 31 Agustus merilis laporan yang telah lama tertunda yang menemukan pelanggaran HAM serius di Xinjiang. Tindakan itu kemungkinan merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan, sehingga meningkatkan tekanan pada China usai laporan rilis. 

Kelompok HAM menuduh Beijing melakukan pelanggaran terhadap Uighur, minoritas etnis mayoritas Muslim yang berjumlah sekitar 10 juta di wilayah barat Xinjiang. 

Washington menuduh Beijing melakukan genosida dan tuduhan tersebut dengan keras disangkal.   

Sekretaris Jenderal Amnesty International, Agnes Callamard, mengatakan, pemungutan suara tersebut berupaya melindungi para pelaku pelanggaran hak asasi manusia daripada para korban. 

"Hasil yang mengecewakan, yang menempatkan badan hak asasi manusia utama PBB dalam posisi konyol, mengabaikan temuan kantor hak asasi manusia PBB sendiri," ujar dia dikutip di Insia Today, Jumat (7/10/2022).

Sejak 2017, telah ada dokumentasi ekstensif tentang tindakan keras China terhadap Uyghur, Kazakh dan etnis minoritas Muslim lainnya di Xinjiang. Aksi tersebut dilakukan dengan kedok memerangi terorisme.  

 

 

Sumber: indiatoday  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement