Kamis 06 Oct 2022 19:06 WIB

Viral Oknum Polisi India Cambuk Muslim di Depan Umum, Publik Meradang

Polisi India mencabuk Muslim dengan tuduhan mengganggu acara keagamaan Hindu.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Polisi India (ilustrasi). Polisi India mencabuk Muslim dengan tuduhan mengganggu acara keagamaan Hindu
Foto:

Di negara bagian Madhya Pradesh, India tengah, polisi dilaporkan menghancurkan rumah tiga Muslim yang dituduh melempar batu ke acara Garba dan menyerang penyelenggara. 

Sebuah kasus didaftarkan terhadap 19 orang di desa Surjani, distrik Mandsaur, karena mengganggu perayaan Garba. Polisi mengklaim rumah-rumah tersebut dibangun secara ilegal, sehingga dibongkar. 

Menurut harian lokal berbahasa Inggris Hindustan Times, setidaknya 14 pria Muslim ditangkap di kota Indore Madhya Pradesh selama seminggu terakhir setelah "penjaga" dari organisasi nasionalis Hindu Bajrang Dal menyerahkan mereka ke polisi. 

Para pria Muslim ini diduga memasuki tempat-tempat Garba. Menurut laporan itu, orang-orang yang ditangkap juga mengambil gambar selama acara dan mengganggu perdamaian. 

Orang-orang yang ditangkap telah didakwa melanggar Pasal 151 KUHP India, yang melarang secara sadar bergabung atau melanjutkan pertemuan yang terdiri dari lima orang atau lebih, dengan maksud mengganggu perdamaian publik. 

Saat ini, pemerintahan Modi dituduh menekan perbedaan pendapat dan mempromosikan kebijakan diskriminatif terhadap 200 juta minoritas Muslim di negara itu, sejak ia berkuasa pada 2014. 

Umat Hindu merupakan mayoritas dari 1,4 miliar penduduk India, tetapi ketika Mahatma Gandhi mengamankan kemerdekaannya dari Inggris pada 1947, India menjadi negara sekuler dan multi-budaya. 

Saat ini, seruan sayap kanan agar negara itu dinyatakan sebagai negara Hindu dan supremasi Hindu untuk diabadikan dalam hukum semakin keras. Hal tersebut membuat umat Islam di sana semakin cemas tentang masa depan mereka. 

Adapun tuntutan tersebut merupakan inti dari popularitas nasionalis Hindu Modi. Pemerintahnya telah mendukung kebijakan dan proyek di seluruh negeri yang memperkuat dan melambangkan tren tersebut. 

Modi berutang asal-usulnya kepada Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS), sebuah kelompok militeristik yang mendukung "Hindutva", atau menjadikan India sebagai negara Hindu eksklusif. 

Hukuman mati tanpa pengadilan terhadap Muslim oleh gerombolan Hindu atas apa yang disebut perlindungan sapi dan kejahatan kebencian lainnya telah menebarkan ketakutan di kalangan Muslim. 

Media sosial penuh dengan informasi yang salah yang mengklaim bahwa umat Islam akan segera melebihi jumlah umat Hindu, karena pernikahan antaragama, atau bahwa minoritas adalah kolom kelima pengkhianatan yang didukung Pakistan.  

 

 

Sumber: trtworld

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement