REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Pakar pendidikan dari Universitas Islam Bandung (Unisba) Dr Alhamuddin mengatakan, lingkungan sekolah adalah tempat penanaman nilai keislaman yang bersumber dari Alquran dan hadis. Ada nilai keimanan kepada yang gaib. ini merupakan wadah yang membuka mata hati sehingga seseorang menjadi siap menerima ilmu yang merupakan cahaya ilahi melalui guru.
Setelah itu adalah keimanan yang tumbuh dari tanda kekuasaan Allah berdasarkan pengamatan indrawi manusia. Dari sini siswa menyaksikan kehidupan sekitarnya bagaimana bersabar pada saat ada orang ditimpa musibah, istiqamah melaksanakan qiyamul lail, beribadah dan berzikir saat orang terlelap dalam tidur, berusaha keras bekerja untuk menghidupi keluarga, dan banyak lagi.
Alhamuddin menjelaskan, belum lama ini ada penelitian akademisi Universitas Oxford Inggris tentang bagaimana bisa seorang sultan Turki Usmani Muhammad al-Fatih (1432- 1481) menjadi penguasa besar menaklukkan Kons tantinopel. Jawabannya adalah, karena dia sejak kecil sudah ditanamkan nilai dan kemuliaan yang bersumber dari Alquran dan hadis. Di sini ada peran bersama, yaitu lingkungan tempat tinggal dan sekolah, beserta semua orang yang berada di dalamnya untuk bersama-sama menanamkan nilai kebaikan kepada anak, ujar Alhamuddin.
Dia juga mengutip perkataan sahabat Rasulullah Ali bin Abi Thalib (599-661), Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, bukan dengan cara mendidik pada zaman kamu, kata dia. Artinya, kata Alham, cara mendidik anak zaman sekarang harus inovatif. Guru harus memahami dan mengamalkan teori pendidikan. Pola sekarang adalah berpusat pada si murid. Sedangkan, guru adalah fasilitator, yang mengarahkan murid untuk memasuki sumber ilmu dan berakhlak mulia.