Jumat 30 Sep 2022 14:45 WIB

Orang Merugi dalam Fushulul Ilmiah

Orang yang merugi adalah yang menyia-nyiakan kehidupan di dunia.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agung Sasongko
orang yang merugi adalah yang menyia-nyiakan kehidupan di dunia  (ilustrasi).
Foto: alifmusic.net
orang yang merugi adalah yang menyia-nyiakan kehidupan di dunia (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,Orang-orang yang merugi dalam urusan akhirat, sejatinya bukan saja mereka yang bermaksiat kepada Allah SWT selama hidupnya. Termasuk juga orang yang merugi adalah yang menyia-nyiakan kehidupan di dunia sehingga tidak dapat meraih pahala dan derajat yang tinggi di sisi Allah SWT. 

Dalam Kitab Fushulul Ilmiahkarya Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad terdapat keterangan Sayidina Ali bin Abi Thalib yang mengatakan bahwa anggaplah Allah mengampuni dosa orang yang berbuat salah, namun hilang dari padanya pahala. 

Baca Juga

Maksudnya masih dikatakan rugi ketika seorang hamba mendapat ampunan Allah namun tidak mendapatkan pahala dan derajat. Lebih lagi bila orang tersebut tidak mendapat ampunan Allah dan tidak mendapatkan pahala dan derajat yang tinggi. Maka, kerugian padanya dua kali lipat.

"Anda anggap tidak dicatat dosa, tapi Anda tidak mendapatkan maqam derajat di sisi Allah itu juga rugi. Apalagi, orang yang berbuat salah tadi itu tidak mendapatkan pahala, tapi mendapat dosa, dobel kerugiannya," kata Ketua umum Rabithah Alawiyyah yang juga pengasuh Pondok Pesantren pemimpin Pondok Pesantren Sunniyah Salafiyah Pasuruan, Habib Taufiq bin Abdul Qodir Assegaf saat mengisi kajian Kitab Fushulul Ilmiah karya Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad yang disiarkan melalui kanal resmi YouTube Sunsal Media beberapa hari lalu. 

Habib Taufiq mengatakan, orang yang tidak mengisi kehidupannya dengan ibadah pasti akan menyesal di akhirat. Kendatipun dalam hidupnya tidak banyak dosa atau dosanya diampuni. Sebab derajatnya akan berbeda dengan hamba lainnya yang menghiasi hidup dengan ibadah. 

"Semua temannya diangkat derajatnya oleh Allah, dia tidak. Itu juga kerugian. Karena itu dikatakan, ada di surga orang-orang menyesal karena dia punya waktu yang seharusnya digunakan berzikir, mendapatkan pahala tapi dia kehilangan itu. Karena dia melihat teman-temannya memiliki kenikmatan lebih tinggi, yang lebih istimewa," katanya.

Karena itu Habib Taufiq mengajak untuk menjadi orang yang berakal yakni orang yang tidak menyia-nyiakan waktu sehingga lupa kepada Allah. Habib Taufiq mengatakan tujuan utama manusia hidup di dunia adalah untuk ibadah. Maka ketika seseorang melakukan maksiat sejatinya telah bertentangan dengan tujuan penciptaannya. 

Habib Taufiq juga menjelaskan tentang bagaimana orang-orang yang zuhud menjalani hidup. Orang-orang yang zuhud bersemangat untuk urusan akhirat. Orang-orang zuhud menjadikan bumi sebagai alas, tanah menjadi kasur, air menjadi minyak wangi, mengenakan pakaian biasa, tetapi mereka menghiasi dirinya dengan doa, zikir, dan Alquran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement