Senin 26 Sep 2022 05:04 WIB

Anwar Ibrahim: Jangan Percaya Partai Melayu-Muslim yang Korupsi

Partai Melayu-Muslim yang korupsi dinilai Anwar Ibrahim merusak rakyat.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Muhammad Hafil
Anwar Ibrahim: Jangan Percaya Partai Melayu-Muslim yang Korupsi. Foto:    Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim berbicara dalam konferensi pers di Kuala Lumpur, Malaysia, 13 Oktober 2020. Anwar Ibrahim bertemu dengan raja Malaysia dalam upaya untuk membuktikan bahwa dia memiliki dukungan parlemen yang diperlukan untuk menggantikan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.
Foto: EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Anwar Ibrahim: Jangan Percaya Partai Melayu-Muslim yang Korupsi. Foto: Pemimpin oposisi Malaysia Anwar Ibrahim berbicara dalam konferensi pers di Kuala Lumpur, Malaysia, 13 Oktober 2020. Anwar Ibrahim bertemu dengan raja Malaysia dalam upaya untuk membuktikan bahwa dia memiliki dukungan parlemen yang diperlukan untuk menggantikan Perdana Menteri Muhyiddin Yassin.

REPUBLIKA.CO.ID,BATU KAWAN–Pemimpin partai oposisi pemerintah Malaysia, Anwar Ibrahim mendesak warga Malaysia untuk tidak menaruh kepercayaan kepada partai politik yang mengatasnamakan Melayu dan Muslim, tetapi tidak berbuat untuk mengentaskan masalah bangsa. Terutama mereka yang tidak berbuat saat berhadapan dengan kemiskinan, korupsi, dan degradasi lingkungan.

Anwar mengatakan bahwa partai-partai semacam itu cenderung melahirkan korupsi. Mereka juga disebutnya cenderung melakukan ttindakan yang merusak lingkungan hingga menyebabkan rakyat menderita.
 
"Bukit-bukit diratakan dengan mengatasnamakan Melayu dan Islam, dan kami mengucap Allahuakbar (Allah Maha Besar),” kata Anwar, ketua PKR, saat berpidato di hadapan 1.000 anggota partai di majelis Wanita PKR di Jakarta dilansir dari Free Malaysia Today, Ahad (25/9/2022).
 
Dia mengutuk mereka yang hanya menjaga sisi spiritual dan sholat lima waktu sambil mengenakan jilbab, tetapi yang membiarkan segala macam keserakahan, meratakan bukit, dan pencurian kayu.
 
Menurutnya, PKR berbeda dengan partai Melayu-Muslim.

Baca Juga

Ia mengatakan, seharusnya partai-partai, sambil mempertahankan posisi penguasa Melayu, bahasa nasional, dan status Melayu dan Islam, partai juga memberikan perhatian kepada semua ras dalam menangani kemiskinan.

 
“Itulah perbedaan kami (PKR) dengan mereka. Kami tidak meminta maaf, dan kami akan tetap berkomitmen untuk memperjuangkan semua orang Malaysia, terlepas dari ras atau agama mereka,"ujarnya.
 
“Inilah makna keadilan dan kesetaraan, meskipun kami (PKR) di pedesaan difitnah seolah-olah kami tidak membela apa-apa,” tambahnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement