REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menjadi inspektur upacara pemakaman cendekiawan muslim yang juga Ketua Dewan Pers Prof Azyumardi Azra, di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, pada Selasa (20/9/2022). Selaku Inspektur Upacara, Menko PMK membacakan Apel Persada.
"Saya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia. Atas nama Negara, Bangsa, dan Tentara Nasional Indonesia. Dengan ini mempersembahkan ke persada Ibu Pertiwi, jiwa, raga, dan jasa-jasa almarhum," ucap Muhadjir dalam upacara.
Upacara pemakaman berlangsung mulai pukul 09.00 WIB. Prosesi pemakaman secara militer itu berlangsung khidmat dan tertib. Almarhum Azyumardi Azra juga diberikan penghormatan terakhir ala militer. Almarhum dimakamkan di Blok Z Nomor 426 TMP.
Sejumlah tokoh besar turut hadir, di antaranya Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla, Kapolri Listyo Sigit Prabowo, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, Kepala BNPT Boy Rafli Amar, Ketum Partai Demokrat Agus Harimukti Yudhoyono, Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Syaifudin. Hadir pula sejumlah tokoh akademisi, rekan sejawat, sahabat, dan keluarga almarhum.
Seusai pemakaman, Muhadjir menyatakan bahwa dirinya memiliki hubungan yang sangat baik dengan almarhum. Dia mengaku sering bersinergi dan bertukar pikiran soal pengembangan perguruan tinggi ketika masih menjabat sebagai rektor, Muhadjir rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Azyumardi Azra rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
"Kita sangat kehilangan atas kepergian beliau. Karena khazanah intelektual yang telah beliau bangun sangat bermakna sekali untuk kemajuan bangsa Indonesia khususnya di bidang ilmu-ilmu sosial, dan juga kebudayaan, plus keilmuan keislaman," tutur Menko PMK.
Selain itu, Menko PMK mengungkapkan bahwa dirinya dan almarhum juga memiliki latar belakang organisasi yang sama, yakni Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan juga Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial (HIPIIS).
Di HIPIIS, Menko PMK memiliki cerita menarik bersama almarhum. Dia sempat mengingatkan almarhum untuk mengambil giliran untuk menjabat sebagai Ketua Umum HIPIIS.
"Kebetulan saya sudah sempat menjadi ketua umum, dan mestinya tahun ini adalah giliran beliau Pak Azyumardi untuk menjabat sebagai Ketua HIPIIS. Bahkan saya sempat mengingatkan beliau, 'hei gilirannya lho, gantian untuk menjabat sebagai ketua umum HIPIIS'. Beliau menjawab, \'Insya Allah Pak Menko'," ungkapnya.
"Tapi rupanya takdir sudah ditentukan, Allah lebih menentukan dari pada kita dan Mudah-mudahan beliau mendapatkan kedudukan mulia di sisi Allah SWT," imbuh dia.
Selain itu, di mata Menko PMK, sosok Azyumardi Azra yang juga merupakan guru besar di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta adalah orang yang sangat serius. Dalam membahas persoalan apapun, kata Menko Muhadjir, almarhum selalu fokus untuk menyelesaikannya.
"Prof Azyumardi Azra orang paling serius di dunia. Dia selalu fokus pada persoalan. Kalau diajak bicara pasti selalu berusaha untuk tidak menambah- menambah isu yang menjadi fokusnya. Dan itu saya kira amalan dari ajaran islam kita tidak boleh bicara percuma. Itu menjadi prinsip beliau," ungkapnya.
Dia juga mengagumi almarhum sebagai sosok cendekiawan, budayawan, sejarawan, ahli ilmu sosial yang tersohor, dan reputasinya telah dikenal di ranah nasional dan internasional. Bahkan menurutnya, derajat keilmuan almarhum juga menjadikannya sebagai salah satu cendekiawan terbaik di Indonesia.
"Mudah-mudahan akan segera muncul Azyumardi muda yang kemampuannya setara bahkan melebihi beliau," pungkasnya.
Sebagai informasi, Prof Azyumardi Azra wafat di RS Serdang, Malaysia pada Minggu kemarin pada pukul 12:30 waktu setempat. Beliau sebelumnya sempat dirawat terlebih dahulu sejak Jumat 16 September, akibat gangguan kesehatan yang dialami saat melakukan kunjungan kerja ke Malaysia.