REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO -- Selama beberapa dekade, orang Mesir telah bermimpi membawa kembali beberapa kejayaan peradaban kuno mereka yang tersebar di museum dan koleksi pribadi di seluruh dunia.
Melansir laman gulftoday.ae ketika Kairo bersiap untuk membuka museum arkeologi terbesar di dunia di kaki piramida Giza pada November, mantan menteri barang antik Mesir Zahi Hawass mengatakan bahwa dia akan segera menuntut pengembalian tiga harta karun terbesarnya yang hilang diantaranya, pertama, batu rosettta.
Lempengan basal yang berasal dari tahun 196 SM adalah kunci yang membantu ahli bahasa Prancis Jean-Francois Champollion memecahkan kode hieroglif kuno Mesir. Batu itu ditemukan oleh tentara Prancis Napoleon Bonaparte yang menyerang pada tahun 1799 ketika pasukan sedang memperbaiki sebuah benteng di dekat pelabuhan Delta Nil di Rashid (atau Rosetta), dekat dengan Mediterania.
Lempengan itu memuat ekstrak dari dekrit yang ditulis dalam bahasa Yunani Kuno, sebuah skrip vernakular Mesir kuno yang disebut Demotik dan hieroglif.
Membandingkan ketiga naskah itu akhirnya membantu memecahkan misteri yang telah membingungkan para sejarawan selama berabad-abad.
Champollion mengumumkan penemuannya pada 27 September 1822. Prasasti tersebut telah disimpan di British Museum sejak 1802, bertuliskan Ditangkap di Mesir oleh Tentara Inggris pada tahun 1801 di satu sisi dan disajikan oleh Raja George III ke museum di sisi lain.
Mesir telah menuntut pengembaliannya selama beberapa dekade, dengan Egyptologist Heba Abdel Gawad mengatakan prasasti itu sendiri adalah tindakan kekerasan yang tidak dibicarakan siapa pun, dan yang disangkal oleh British Museum adalah penghancuran artefak. Pihak museum mengatakanbahwa batu itu diserahkan kepada Inggris sebagai hadiah diplomatik.
Kedua, Payudara Nefertiti. Patung istri Firaun Akhenaten, yang namanya berarti yang cantik telah datang, dipahat sekitar tahun 1340 SM tetapi dibawa ke Jerman dalam keadaan kontroversial oleh seorang arkeolog Prusia setelah ditemukan di Amarna pada tahun 1912. Penggambaran salah satu wanita paling terkenal di dunia kuno kemudian diberikan ke Museum Neues di Berlin.
Kairo menuntut pengembaliannya sedini tahun 1930-an, tetapi Jerman telah lama menyatakan bahwa itu diserahkan dalam perjanjian bagian era kolonial, di mana negara-negara yang mendanai penggalian arkeologi dapat menyimpan setengah dari temuan itu.
Tapi untuk Hawass itu diambil secara ilegal. Egyptologist Monica Hanna mengatakan bahwa Jerman pernah setuju untuk mengembalikan patung itu hanya untuk Adolf Hitler setelah pemimpin Nazi jatuh di bawah mantranya. Menurut tiga museum Eropa, tidak ada permintaan resmi untuk pengembalian harta karun yang diterima dari pemerintah Mesir,
Dewan Tertinggi Purbakala Mesir tidak menanggapi permintaan komentar dari AFP.
Ketiga, Zodiak Dendera. Peta langit diledakkan dari Kuil Hathor di Qena di Mesir selatan atas perintah pejabat Prancis Sebastien Louis Saulnier pada tahun 1820.
Peta itu telah digantung di langit-langit di museum Louvre di Paris sejak 1922, sementara gips dipasang di tempatnya di kuil.Bagan tersebut, yang dianggap sebagai satu-satunya peta lengkap yang kita miliki tentang langit kuno, diperkirakan berasal dari sekitar 50 SM.
Sumber:
https://www.gulftoday.ae/lifestyle/2022/09/15/lost-treasures-egyptians-want-back