Kamis 15 Sep 2022 22:18 WIB

Tantangan Perusahaan Lokal Australia Kepakkan Bisnis Produk Bersertifikat Halal

Sayangnya, mendapat sertifikat halal tidak mudah dan tiap negara punya aturan beda.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Pemilik toko produk sehat di komunitas Coolaroo, utara Melbourne, Australia, Betul Turker. Ia hanya menjual produk vegan, organik, dan bersertifikat halal. Produknya menarik konsumen Muslim, terutama ibu Muslim. Tantangan Perusahaan Lokal Australia Kepakkan Bisnis Produk Bersertifikat Halal
Foto: ABC News/Simon Tucci
Pemilik toko produk sehat di komunitas Coolaroo, utara Melbourne, Australia, Betul Turker. Ia hanya menjual produk vegan, organik, dan bersertifikat halal. Produknya menarik konsumen Muslim, terutama ibu Muslim. Tantangan Perusahaan Lokal Australia Kepakkan Bisnis Produk Bersertifikat Halal

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Saat ini banyak perusahaan Australia yang mulai beralih mengekspor produk bersertifikat halal ke Asia Tenggara dan Timur Tengah. Dua tahun lalu, ketika pandemi melanda dan Betul Turker kehilangan pekerjaannya, dia mendirikan toko produk sehat di komunitas Coolaroo, utara Melbourne.

Di sana, terdapat lebih dari 30 persen Muslim. “Kami telah melihat peningkatan besar pada ibu muda yang ingin membeli produk pembersih rendah racun, terutama karena mereka memulai keluarga baru," kata Turker.

Baca Juga

Selain itu, banyak ibu muda Muslim yang datang ke tokonya karena tidak ingin menggunakan produk yang mengandung produk hewani tertentu atau alkohol. Oleh karena itu, hampir semua produk yang dia jual di The Nutrition Corner, mulai dari vitamin hingga kosmetik adalah vegan, organik, dan bersertifikat halal.

“Kosmetik halal berarti bahan-bahan yang digunakan bersertifikat halal. Karena sangat umum dalam perawatan kulit dan makeup menggunakan lemak hewani atau menggunakan alkohol sebagai pengawet,” ujar dia.

Menurut data State of the Global Islamic Economy Report terbaru, 1,9 miliar Muslim dunia menghabiskan sekitar 3 triliun dolar AS pada tahun 2021 di sektor makanan, farmasi, kosmetik, mode, perjalanan, dan media serta rekreasi. Jumlah tersebut meningkat hampir sembilan persen dari tahun sebelumnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement