REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama (Kemenag) Adib menyebut, pergelaran Festival Masjid Nasional (FMN) merupakan upaya memperkuat peran masjid sebagai pemersatu umat. Dikatakannya, FMN digelar sebagai upaya mengajak masyarakat untuk terus memakmurkan masjid.
"FMN merupakan upaya untuk memperkuat peran masjid sebagai tempat ibadah yang mempersatukan umat. Kita hendak membangun masjid yang ramah bagi siapa saja, termasuk ramah anak dan ramah disabilitas," terang Adib di Jakarta, Selasa (13/9/2022), seperti dalam siaran persnya.
Adib menjelaskan, FMN juga merupakan ajang memperkokoh tali persaudaraan sebagai sesama anak bangsa. Apalagi, tambahnya, Kemenag telah menyusun peta jalan pengarusutamaan moderasi beragama berbasis masjid.
"Melalui FMN, kita juga hendak merangkul remaja-remaja masjid untuk berkreasi menciptakan program-program yang kreatif dan produktif dalam bingkai moderasi beragama," ungkapnya.
Sebagai tempat pemersatu, Adib menambahkan, ekosistem masjid tidak boleh bersinggungan dengan praktik-praktik politik praktis. Dia berharap masyarakat kembali ke masjid untuk memperkuat kohesi sosial, terutama menghadapi tahun politik.
"Bagaimana kita bisa menjadikan masjid sebagai pusat pemersatu kalau masjid itu justru dijadikan tempat kampanye politik praktis. Itu tidak mungkin, yang ada masjid menjadi ajang rebutan politik. Ini tidak boleh terjadi, apalagi menghadapi tahun politik. Di situlah posisi FMN kita letakkan," tandasnya.
Sebagai informasi, Kemenag menargetkan ratusan peserta ikut dalam FMN. Sesuai rencana, 96 peserta terpilih akan diundang pada acara puncak FMN yang digelar berbarengan dengan peresmian Masjid Mohammad Bin Zayed di Solo, Jawa Tengah, pertengahan November 2022 mendatang.