Jumat 02 Sep 2022 17:35 WIB

Sejumlah Muslim Masuk Daftar Agen Intelijen Prancis karena Pandangan Politik Mereka

Europe 1 mengatakan mendapatkan catatan rahasia dari intelijen teritorial Prancis.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Muslim berada di luar sebuah masjid di Prancis. Sejumlah Muslim Masuk Daftar Agen Intelijen Prancis karena Pandangan Politik Mereka
Foto:

Dengan mendaftarkan Muslim ini, tindakan intelijen teritorial telah membangkitkan perdebatan tentang "Islamo-kiri," sebuah teori yang sering didorong oleh Le Pen dan sesama politisi sayap kanan Eric Zemmour, bersama dengan pemerintah Prancis.

Pada akhir 2020, gagasan ini, yang disebarluaskan sejak 2002 oleh sayap kanan, telah mendapat paparan media yang kuat, sementara Jean-Michel Blanquer, menteri pendidikan nasional saat itu, dan Dominique Vidal, mantan menteri pendidikan tinggi, menggunakan istilah tersebut untuk mencela dugaan kedekatan dan kelemahan politisi sayap kiri Prancis tertentu terhadap Islam.

Para anggota pemerintah Prancis ini juga melontarkan tuduhan terhadap para akademisi dan peneliti Prancis, dengan menyatakan bahwa universitas-universitas itu "diganggu oleh para akademisi yang bersekutu dengan kaum Islamis untuk memecah belah Prancis."

Dalam siaran pers yang diterbitkan pada Februari 2021 untuk menanggapi pernyataan Vidal, Pusat Penelitian Ilmiah Nasional (CNRS) telah menekankan bahwa "Islamo-kiri, slogan politik yang digunakan dalam debat publik, tidak sesuai dengan realitas ilmiah apa pun."

Selain itu, CNRS mengecam upaya untuk mendelegitimasi berbagai bidang penelitian, seperti studi postkolonial, interseksional, atau rasial, dengan menyatakannya sebagai "Islamo-kiri."

Penargetan, Pelecehan

Pada 2019, sebuah kelompok ultra-kanan "French of stock," menerbitkan secara online daftar beberapa ratus nama yang dituduh sebagai "kiri-Islam". Jurnalis Anadolu Agency Feiza Ben Mohamed termasuk di antara mereka.

Pada akhir Juli, Komite Antarkementerian untuk Pencegahan Kenakalan dan Radikalisasi (CIPDR) telah menargetkan, khususnya di jejaring sosial, beberapa warga negara Prancis yang memerangi kebencian anti-Muslim, termasuk Ben Mohamed. Ben Mohamed mengalami gelombang pelecehan, agresi verbal, dan penghinaan di platform media sosial. Ini berlangsung selama beberapa minggu dan mempengaruhi kehidupan pribadi dan profesionalnya. 

https://www.trtworld.com/europe/france-s-intel-agency-tracking-muslims-over-their-political-views-60364

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement