Ibrahim Sharif (17 tahun) dari kota Beit Lahia di Gaza utara, kehilangan sahabat dan teman sekelasnya Hamid Nejim dalam serangan Israel terbaru. Hamid dan empat anak lainnya tewas dalam serangan Israel yang menargetkan mereka saat mereka mengunjungi makam kakek mereka di sebuah pemakaman di kamp pengungsi Jabalia pada 7 Agustus.
Setelah serangan itu, tentara Israel menyalahkan kematian tersebut pada roket Jihad Islam yang nakal, namun, mereka menarik kembali dan mengakui tanggung jawab mereka atas kematian tersebut.
"Saya tidak berharap dalam hal terburuk bahwa teman dan kolega saya akan pergi begitu cepat, dan meninggalkan saya sendirian dalam hidup dan di bangku belajar. Ini adalah pengalaman terburuk yang pernah saya jalani dalam hidup saya,” ucapnya.
Ziad Thabet, Wakil Menteri Pendidikan yang dikelola Hamas, menyatakan: “Terlepas dari semua situasi tidak aman di daerah itu, kami bersikeras untuk meluncurkan tahun ajaran baru kami."
“Kami harus menyampaikan pesan kami kepada dunia bahwa rakyat Palestina mencintai kehidupan dan mencari kebebasan, dan aspirasi kami adalah membangun bangsa dan menciptakan generasi yang terdidik, terdidik, dan sadar,” tambahnya.
Untuk mengintegrasikan kembali siswa ke dalam proses pendidikan sekali lagi, Thabet mencatat minggu pertama sekolah akan dimulai dengan beberapa program pendidikan untuk dukungan psikologis bagi anak-anak.