Ahad 21 Aug 2022 07:38 WIB

Benarkah Ada Lobi Yahudi di Amerika Serikat? Fakta Ini Menjawabnya  

Lobi Yahudi di Amerika Serikat mempengaruhi kebijakan terhadap Israel

Orang Yahudi dan bendera AS.ilustrasi. Lobi Yahudi di Amerika Serikat mempengaruhi kebijakan terhadap Israel
Foto:

Zoe Baird hari ini telah mengumumkan pengunduran dirinya sebagai calon Jaksa Agung karena pelanggaran hukum yang dibuatnya, saat ia menyewa sepasang suami isteri berkebangsaan Peru yang berstatus imigran gelap. Dan ia tidak membayar pajak jaminan sosial mereka. 

Namun kelompok Yahudi menekan terus secara khusus. Mereka mengeluh bahwa tidak ada orang yang dapat diidentifikasikan sebagai pro Israel dalam kabinet Clinton. 

Sebenarnya, kalau diteliti, kekhawatiran kelompok-kelompok Yahudi itu terletak pada hilangnya monopoli mereka dalam mewakili kepentingan Yahudi.

Demikian para pejabat yang menangani masa transisi mengatakan. Banyak di antara para pembantu top Clinton, seperti Sara Ehrman, Peter Edelman, dan Eli Segal, kepala staf kampanye, berasal dari kelompik-kelompok Yahudi liberal, misalnya Americans for Peace Now yang sering berlawanan dengan kelompok-kelompok tradisional yang kurang mau mengritik politik Israel.

Sejauh ini rupanya kelompok tradisional menganggap kelompok Yahudi liberal tidak mewakili kepentingan Israel dan bersikap kritis terhadap negara Zionis itu. 

Dalam rangka meredakan ketegangan, Clinton mempertimbangkan pengangkatan Richar Schifter, mantan Pembantu Menlu urusan Hak Asasi Manusia dalam pemerintahan Bush, dan Stuart E Eizenstat, penasehat urusan dalam negeri Presiden Carter pada jabatan senior di Deparlu.

Lync Cutler, wakil ketua Komite Nasional partai demokrat juga dipertimbangkan untuk jabatan sub-kabinet. Ketiganya diidentifikasikan punya hubungan dekat dengan kelompok-kelompok Yahudi utama. 

Eizenstat dipertimbangkan untuk menduduki jabatan sebagai Pembantu Menlu urusan Keamanan Internasional. S

chifter diplot untuk jabatan baru sebagai Pembantu Menlu urusan Promosi Demokrasi, yang akan membawahi USAID dan USIS.

Pengangkatan Schifter juga dimaksudkan untuk memuaskan kelompok Partai Republik Reagan yang mengaluh karena tidak ada satu pun di antara mereka yang diangkat menduduki jabatan top sebagaimana dijanjikan.

Baca juga: Dulu Pembenci Adzan dan Alquran, Mualaf Andreanes Kini Berbalik Jadi Pembela Keduanya

Abraham Foxman, yang saat itu menjabat direktur eksekutif Liga Anti Penghinaan (Anti-Defamation Leagus) menyatakan, masuknya orang-orang Carter pada posisi puncak politik luar negeri membuat keprihatinan yang terus melekat tentang Carterism.

Masyarakat Yahudi merasa terganggu dan menderita dengan politik Timur Tengah semasa Carter. Carter, yang dikenal simpatik, sering mengkotbahkan keterlibatan Israel pada standar-standar yang 'tidak masuk akal',  suatu ungkapan sebal kelompok garis tradisional terhadap Carter.

"Hingga saat ini masih terdapat keresahan kalangan Yahudi terhadap politik luar negeri Clinton," kata Foxman.

Walaupun demikian masyarakat Yahudi merasa cukup bernapas lega karena orang-orang tersebut akan harus bekerja sama dengan Menteri Pertahanan Les Aspin dan Wapres Albert Core. Dua orang ini secara terbuka dikenal sangat pro Israel. 

 

 

* Naskah ini merupakan elaborasi artikel A Rifai Hasan yang terbit pada 1993  , dokumentasi Harian Republika.     

sumber : Dok Istimewa
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement