REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Dewan Muslim Inggris (MCB) mendesak kandidat pemimpin Inggris harus dapat mengatasi Islamofobia di dalam Partai Konservatif. Seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (11/8/2022), MCB menuntut perdana menteri berikutnya menganggap serius Islamofobia di dalam partai Tory, pascadiamnya Boris Johnson mengenai masalah ini.
Sekretaris Jenderal Dewan Muslim Inggris (MCB) Zara Mohammed mengatakan Johnson seharusnya meminta maaf dalam pidato pengunduran dirinya kepada komunitas Muslim. Ia mengatakan tak ada langkah konkret yang diambil untuk mengatasi masalah ini.
"Saya telah menulis banyak tentang masalah Islamofobia dan fanatisme anti-Muslim di Partai Konservatif. Saya khawatir di bagian paling atas adalah Boris Johnson sendiri, yang bersalah atas serangkaian pernyataan mengerikan," kata Peter Oborne, seorang jurnalis dan penulis politik Inggris.
Dia menunjukkan Islamofobia telah ditoleransi untuk waktu yang lama. Budaya Islamofobia yang sangat buruk berada di jajaran tertinggi anggota parlemen Tory.
Dalam bukunya The Fate of Abraham: Why the West is Wrong about Islam, Oborne menjelaskan bagaimana lembaga pemikir konservatif Inggris, Policy Exchange, telah berkontribusi dalam membongkar tradisi toleransi dan multikulturalisme di Inggris dengan Muslim sebagai target utamanya.
"Saya menggambarkan berbagai cara di mana citra Islam dan citra Muslim dibangun di Barat. Ini telah dilakukan oleh media, dilakukan oleh politisi, dan juga oleh think-tank," katanya.
Mantan ketua Forum Muslim Konservatif Mohammed Amin mengatakan pemerintah tidak berbuat cukup untuk mengatasi Islamofobia dan prioritas utama Partai Konservatif adalah untuk terpilih kembali.
Muslim di Inggris sangat memilih Partai Buruh. Di bawah Perdana Menteri David Cameron, Partai Konservatif membuat kemajuan besar dengan mendapatkan pemilih Muslim.
Inggris berubah dari mendapatkan sekitar 15 persen suara Muslim Inggris menjadi Konservatif pada pemilihan umum 2010 menjadi 25 persen pada 2015. Namun, sejak itu, suara Konservatif telah menurun secara dramatis.