REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengancam akan menargetkan para pemimpin kelompok Jihad Islam di luar negeri. Hal tersebut disampaikan di tengah serangan udara Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan serangan udara di Jalur Gaza pada Jumat (5/8/2022). Serangan dilakukan mengutip "ancaman serangan" oleh kelompok Jihad Islam, yang memicu tembakan roket pembalasan dari kelompok Palestina.
Setidaknya 13 warga Palestina, termasuk seorang gadis berusia lima tahun, dikabarkan tewas. Sementara, 114 orang lainnya terluka dalam serangan Israel, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.
Dilansir di Yeni Safak, Ahad (7/8/2022), serangan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di seluruh wilayah Palestina sejak Senin (1/8/2022). Kala itu, pasukan Israel menahan Bassam al-Saadi, seorang pemimpin senior kelompok Jihad Islam, dalam serangan di kota Jenin, Tepi Barat.
“Kepemimpinan Jihad Islam, yang duduk di luar negeri di restoran dan tinggal di hotel di Teheran, Suriah dan Lebanon, terputus dari rakyat mereka,” kata Gantz.
Lebih lanjut, dia mengatakan, para pemimpin Jihad Islam sangat merugikan mata pencaharian penduduk Gaza, di tengah meningkatnya kekerasan saat ini. Mereka (pemimpin jihad) disebut akan membayar kerugian yang ditimbulkan.
Di sisi lain, Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) telah mengeluarkan peringatan terhadap Israel, Sabtu (7/8/2022) lalu. Mereka menyebut ada "harga yang mahal" untuk serangan yang sedang berlangsung di Gaza.
Peringatan tersebut disampaikan selama pertemuan dengan pemimpin Jihad Islam Ziyad al-Nakhalah di Teheran. Adapun tentara Israel pada hari yang sama mengatakan serangan udara di Gaza ini kemungkinan akan berlangsung selama satu minggu.
https://www.yenisafak.com/en/news/israel-threatens-to-target-islamic-jihad-leaders-abroad-3650012