REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penulis buku Genealogi Intelektual Ulama Betawidan Kepala Lembaga Peradaban Luhur, Ustaz Rakhmad Zailani Kiki, menjelaskan, di Batavia muncul majelis taklim yang terkenal yang didirikan oleh seorang habib terkenal, yaitu Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi (Habib Ali Kwitang), yang majelis taklimnya terkenal dengan nama Majelis Taklim Kwitang.
Dari hasil penelitian Ridwan Saidi dan Alwi Shahab bahwa majelis taklim tersebut adalah yang pertama kali beraktivitas pada 20 April 1870 merupakan yang tertua di Betawi. Setelah Habib Ali Kwitang wafat, majelisnya diteruskan oleh anaknya, Habib Muhammad al-Habsyi, dan kemudian dilanjutkan oleh cucunya, Habib Abdurrahman al-Habsyi.
Dari Majelis Taklim Habib Ali Kwitang inilah muncul ulama-ulama besar Betawi, seperti KH Abdullah Syafi`ie (pendiri Pergu ruan Islam Asy-Syafi`iiyyah) dan KH Tohir Rohili (pendiri Perguruan Islam Ath-Thahiriyah). Keduanya kemudian juga mendirikan majelis taklim, yaitu Majelis Taklim Asy-Syafi'iyah, di Bali Matraman, Jakarta Selatan, dan Majelis Taklim Thahiriyah di Jalan Kampung Melayu Besar, Jakarta Selatan.
Kedua majelis taklim ini kemudian berkembang pesat sehingga memiliki perguruan Islam, mulai dari tingkat taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Dalam perkembangannya, kedua majelis taklim tersebut lebih menonjol kepesertaannya dari kalangan ibu-ibu atau perempuan dan dipimpin oleh anak-anak perempuan mereka.
Umat Islam di DKI Jakarta, terutama kalangan Muslimat, tidak asing dengan nama Dr H Tutty Alawiyah AS (penerus Majelis Taklim Asy-Syafi`iiyah) dan Dr Hj Suryani Thahir (penerus Majelis Taklim Ath- Thahiriyah/As-Suryaniyah Ath-Thahiriyah).
Dengan demikian, menurut Ustaz Kiki, majelis taklim kitab di Jakarta atau Betawi merupakan institusi pendidikan yang memiliki fungsi strategis dalam memaksimalkan masjid sebagai tempat pendidikan umat. Hal ini dikarenakan, sebagian besar majelis taklim dari dahulu sampai sekarang, khususnya di Betawi, menjadikan masjid sebagai tempat aktivitasnya dan sangat berperan penting dalam melahirkan ulama Betawi yang mumpuni dalam bidangnya.