Sabtu 06 Aug 2022 19:47 WIB

Luncurkan Novel Baru, Kang Abik Ajak Santri Istiqamah di Jalan Dakwah

Luncurkan Novel Baru, Kang Abik mengajak para santri untuk istiqamah di jalan dakwah.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
 Novelis Habiburrahman El-Shirazy atau Kang Abik meluncurkan novel terbarunya yang berjudul Kembara Rindu di panggung utama pameran buku Islamic Book Fair (IBF) 2022, Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (6/8). Buku terbitan Republika ini merupakan kelanjutan dari novel Kang Abik yang berjudul Suluh Rindu.
Foto:

Karena banyaknya pertanyaan, akhirnya Kang Abik melanjutkan kisah Ridho dan Syifa melalui novel Suluh Rindu ini. "Ini bukunya sudah hadir di hafapan teman-teman semuanya judulnya Suluh Rindu, buku yang kedua dari dwilogi Kembara Rindu," jelas Kang Abik.

Kang Abik merampungkan novel ini dalam kurun waktu dua tahun. Seharusnya, menurut dia, buku novel ini sudah selesai ditulis pada 2021 lalu. Namun, ternyata teman-teman anaknya yang masih SMP juga banyak yang menunggu kelanjutan dari Kembara Rindu. 

"Seketika itu saya langsung harus merasa merevisi ulang. Karena kelanjutan yang sudsha saya siapkan saat itu, itu temanya cukup serius. Artinya, mungkin kalau untuk anak SMP akan bertanya-tanya banyak hal. Akhirnya saya harus tahu fdiri bahwa saya harus menurunkan gridnya," kata Kang Abik.

Karena anak-anak SMP juga membaca buku pertamanya, akhirnya Kang Abik harus meriview ulang dan merefisi ulang hampir dari awal lagi. "Tetapi Alhamdulillah dari bilan Juli kemarin sudah selesai dan sebagian sudah ada di tangan pembaca semuanya, karena Rdpublika juga mengadakan pre orde," jelas Kang Abik.

Novel dwilogi ini mengisahkan perjuangan seorang gadis dari daerah terpencil di Provinsi Lamping, namanya Syifa. Kalau membaca buku pertama, pasti para pembaca sudah paham bagaimana Syifa berjuang dan menghidupi kakek dan neneknya, yang kemudian nanti kakaknya yang bernama Ridha pulang.

Dengan kesabarannya, Ridho membimbing Syifa hingga dikirim ke pesantren. Di akhir novel yang pertama, Syifa pun berhasil khatam Alquran yang dibacakan di kampungnya. Nah, di novel kedua ini, Kang Abik ingin menyampaikan bahwa perjuangan tidak boleh berhenti di tengah jalan. Maka, Ridha dan Syifa pun melanjutkan perjuangannya. 

"Tentu saja kalau mulus-mulus saja bukan sebuah perjuangan namanya, dan pasti harus ada dramatisasi-dramatisasi yang membuat sebuah cerita itu hidup. Ketika Syifa sudah khatam Alquran dan bahkan diwisuda menjadi santriwati terbaik bahkan Syifa masuk di banyak media, ternyata itu juga menjadi awal ujian Syifa," kata Kang Abik

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement